"Kalau di Garut bagian selatan yang curah hujannya tinggi, nah dengan beberapa daerah yang mempunyai tingkat pergeseran atau pergerakan tanah juga yang cukup tinggi, nah kamipun ingin mencoba (aspal plastik)," imbuhnya.
Sementara itu, Nicko Setyabudi, perwakilan dari PT. Chandra Asri, menuturkan, pemanfaatan sampah plastik sebagai campuran aspal ini sebenarnya diinisiasi pertama kali oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia pada tahun 2017 lalu, yang risetnya sudah dimulai sejak tahun 2014.
Ia menambahkan, dengan menggunakan aspal plastik, biaya yang dikeluarkan untuk perawatan bisa berkurang dibandingkan dengan menggunakan aspal biasa.
"Jadi kalau kami asumsikan aspal biasa secara teoritis dapat (bertahan) 5 tahun seperti itu, dengan adanya aspal plastik ini bisa naik hingga 7 tahun, sehingga jika kita coba simulasikan dalam perawatan jalan jangka panjang, kami ambil (waktu) sekitar kurang lebih 21 tahun, di sini ada pengurangan biaya perawatan jalan hingga 38 persen, karena aspal plastik kita sendiri dia lebih lama digunakan, sehingga untuk layering barunya dia bisa menunggu waktu yang lebih lama dibandingkan aspal yang biasa." tandasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait