GARUT, iNewsGarut.id – Suasana religius dan penuh kebersamaan terlihat di Desa Neglasari, Kecamatan Limbangan, Garut, Jawa Barat, ketika mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan kegiatan manasik haji tingkat desa. Sabtu (23/8/2025).
Kegiatan ini menjadi salah satu program unggulan mahasiswa KKN yang berlangsung selama pengabdian masyarakat, dengan jumlah peserta mencapai 204 orang.
Fika Nur Ramadan, salah seorang perwakilan mahasiswa KKN, menyampaikan bahwa kegiatan manasik haji ini dirancang untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama generasi muda yang perlu dikenalkan sejak dini pada tata cara ibadah haji.
“Alhamdulillah, tercatat ada 204 orang yang mengikuti rangkaian manasik haji tingkat desa. Kegiatan ini kami hadirkan sebagai bentuk solusi dari kebijakan yang saat ini membatasi sekolah melaksanakan studi tour atau kegiatan di luar. Jadi, manasik tidak perlu keluar desa, melainkan bisa kita hadirkan langsung di Desa Neglasari,” ungkapnya.
Fika menambahkan, terselenggaranya kegiatan ini tidak lepas dari dukungan penuh Pemerintah Desa Neglasari. Mulai dari aspek perizinan, operasional, hingga sarana transportasi, semua dikoordinasikan dengan baik.
“Kami tentu tidak bisa melupakan peran desa. Mereka banyak membantu dalam hal teknis, perizinan, operasional, hingga transportasi. Karena itu kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah Desa Neglasari atas dukungan dan kolaborasi ini,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi bentuk inovasi mahasiswa dalam menyiasati keterbatasan aturan. Mereka tidak menentang kebijakan pemerintah mengenai larangan study tour, melainkan menghadirkan alternatif kegiatan yang justru lebih bermanfaat dan dekat dengan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Desa Neglasari, Aceng Alimin, yang hadir langsung pada kegiatan, memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap inisiatif mahasiswa KKN UIN Sunan Gunung Djati.
“Kami menyambut baik kolaborasi ini. Kegiatan manasik haji tingkat desa tentu sangat bermanfaat, bukan hanya untuk siswa sekolah, tetapi juga bagi masyarakat luas. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan memberikan manfaat besar bagi warga Neglasari,” ujar Aceng.
Aceng menilai, kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang ibadah haji, tetapi juga mempererat silaturahmi antarwarga. Dengan adanya manasik bersama, masyarakat dapat merasakan suasana religius yang biasanya hanya bisa diperoleh ketika melaksanakan haji di Tanah Suci.
Manasik haji tingkat desa ini diikuti oleh anak-anak PAUD yang didampingi para orang tua. Para peserta diajak untuk memahami tata cara ibadah haji, mulai dari niat ihram, wukuf di Arafah, thawaf, sai, hingga tahallul.
Mahasiswa KKN menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan edukasi sekaligus pengalaman nyata kepada masyarakat. Dengan simulasi tersebut, diharapkan generasi muda dapat lebih mengenal rukun Islam kelima sejak dini, sehingga tumbuh kesadaran religius yang kuat.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang pembelajaran praktis yang bisa menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara peserta.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UIN Sunan Gunung Djati berharap agar Desa Neglasari bisa menjadi pionir dalam menghadirkan program-program edukasi keagamaan yang dekat dengan masyarakat. Mereka juga berharap kegiatan manasik haji tingkat desa bisa menjadi agenda rutin yang terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya.
“Semoga kegiatan ini menjadi kenangan baik dan bermanfaat bagi warga. Kami berharap ke depan ada lebih banyak kegiatan yang bisa memberikan dampak positif, baik secara spiritual maupun sosial,” pungkas Fikanur.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa dan desa, kegiatan KKN ini berhasil menunjukkan bahwa pendidikan agama tidak harus selalu dilakukan di luar daerah atau dengan biaya besar. Justru, ketika dilaksanakan di desa, manfaatnya bisa lebih luas dan langsung dirasakan masyarakat.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait