Arrigo Sacchi, Seles Sepalatu Sukses Antar AC Milan Juara Liga Champions 2 Kali, Ini Kisahnya

Ibnu Hariyanto
Mantan pelatih AC Milan Arrigo Sacchi, mengantarkan Milan dua kali juara Liga Champions.(Foto:Sempreinter.com)

MILAN, iNews.id - AC Milan baru saja melakukan comebacknya ke Liga Champions setelah 7 tahun absen. Bicara AC Milan dan Liga Champions, tak lengkap jika tidak menyinggung sosok bernama Arrigo Sacchi.

Arrigo Sacchi selalu diingat sebagai pahlawan bagi pendukung AC Milan. Sacchi pernah membawa AC Milan ke puncak kejayaan di era 1990-an di kompetisi elite Eropa itu.

AC Milan menjadi juara dua kali berturut-turut, yakni musim 1988/1989 dan 1989/1990 di bawah arahan Sacchi. AC Milan sekaligus menjadi klub Italia terakhir yang bisa melakukan hal tersebut.

BACA JUGA:

Diwarnai Gol Bunuh Diri dan Eksekusi Penalti Tak Masuk, Liverpool Tumbangkan AC Milan 3-2

Sacchi saat itu mempunyai senjata andalan bernama trio Belanda. Trio itu yakni Marco Van Basten, Ruud Gullit dan Frank Rijkaard.

Tapi siapa sangka, Sacchi ternyata bukan pemain sepak bola profesional sebelum menapaki karier sebagai pelatih. Dia pernah menjadi sales sepatu sebelum bertransformasi menjadi pelatih sepak bola. Dia menjadi sales sepatu karena karier sepak bolanya sangat buruk.


Setelah itu, dia tiba-tiba menjadi pelatih di sebuah klub amatir bernama Barraca Lugo. Debut sebagai pelatih dimulai pada usianya yang ke-26 tahun. Setelah melatih di klub itu, Sacchi pindah ke beberapa klub lain.

Hingga akhirnya, menjadi pelatih Milan tahun 1987. Penunjukkan Sacchi sebagai pelatih Milan juga sempat diragukan oleh pendukung Rossoneri.

Sebab, Sacchi tak punya pengalaman melatih klub sebesar AC Milan. Praktis dia hanya melatih klub Parma di tahun 1985 hingga 1987. Namun dia bisa membuktikan racikannya bisa membawa Rossoneri terbang tinggi. Total dia mengoleksi 8 trofi selama di AC Milan, dua di antaranya trofi Piala/Liga Champions.

Sacchi juga pernah menjadi pelatih Timnas Italia pada tahun 1991 hingga 1996. Prestasi terbaiknya di Gli Azzurri yakni runner up Piala Dunia 1994. Dia juga sempat kembali melatih AC Milan pada tahun 1996 hingga 1997.

Karena pengalamannya menjadi pelatih legendaris, meskipun tidak pandai bermain bola, Sacchi mengeluarkan kalimat legendaris berbunyi 'Untuk menjadi joki yang hebat, anda tidak perlu lebih dulu merasakan bagaimana menjadi kuda'.

Kini, Sacchi masih fokus mengamati dunia sepak bola. Ketika AC Milan menunjukkan performa gemilang pada Liga Italia 2020/2021, Sacchi turut memberikan apresiasinya. Dia menilai penampilan AC Milan itu merupakan hasil dari racikan terbaik pelatihnya, Stefano Pioli.

Sacchi senantiasa memberikan pesan kepada pemain-pemain klub itu jika keyakinan untuk tampil baik harus selalu ada. Dengan begitu, permainan Milan akan konsisten dan memberikan hasil terbaik.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network