Tak hanya itu, bagi dirinya menjadi sopir adalah hobi. “Memang menjadi sopit truk batubara bisa membantu ekonomi keluarga. Kenapa harus malu jadi sopit truk batubara. Ini pekerjaan yang sangat luar biasa,”katanya.
Sri juga ingin dapat enjadi contoh bagi orang banyak, sebab, para sopir truk batu bara umumnya dilakoni oleh para lelaki.
Menurut Sri, menjadi sopir truk bukan untuk terlihat lebih hebat dari yang lain. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa mencari uang sendiri, tidak melulu bergantung pada orang tua.
"Siapapun orang yang melihat saya, itu untuk menumbuhkan semangat kepada siapapun. Saya sebagai sopir menunjukkan bahwa perempuan mampu bekerja keras, diiringi semangat dan doa,”jelas dia.
Meski masih tergolong muda, perempuan yang akrab disapa Esi ini mengajak para sopir truk batu bara tidak mengeluhkan situasi belakangan ini.
"Kami sering terjebak macet yang begitu melelahkan. Kalau sudah macet, kaki terkadang sering keram. Tapi kami harus tetap semangat, tidak boleh menyerah. Kami juga kerap melewati jalan berlubang, dan berusaha melawan rasa kantuk saat bongkar muatan,”katanya.
Memang menjadi sopir truk batu bara sangat berat bagi kaum hawa. Namun, kalau dijalani dengan ikhlas, terasa ringan.
Editor : Sazili Mustofa
Artikel Terkait