Wawan mengungkapkan rasa kekhawatiran dirinya. Ia cemas bila harus kembali menunggu selama bertahun-tahun lagi untuk pergi berhaji.
"Saya mendaftar haji itu sejak 2013 lalu. Awalnya saya memaklumi, jika ingin menunaikan haji menunggu antrian hingga tahunan. Karena sudah menunggu selama tujuh tahun, saya berharap bisa berangkat di 2020. Saat itu saya mengerti tidak bisa berangkat karena pandemi," ungkapnya.
Harapannya bisa berangkat ke Tanah Suci kemudian muncul di 2022 ini, yaitu saat pemerintah Arab Saudi kembali membuka pintu bagi jemaah haji dari Indonesia. "Saya pikir pemerintah akan memprioritaskan jemaah usia lanjut, karena di tahun-tahun sebelumnya begitu. Ternyata yang bisa berangkat usia 65 tahun ke bawah," ucapnya.
Seperti diketahui, kuota jemaah haji asal Kabupaten Garut yang akan diberangkatkan ke tanah Suci tahun ini hanya berjumlah 867 orang. Jumlah tersebut kurang dari setengah atau hanya sekira 42 persen dari kuota haji Garut yang sebenarnya.
Pada 2022, jumlah jemaah haji asal Garut hanya terbagi dalam dua kloter, lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut Cece Hidayat, menjanjikan jemaah yang belum bisa berangkat berhaji akan diprioritaskan di 2023 mendatang.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait