"Prosesi seni budaya ini diikuti oleh lebih dari 100 orang, itu terdiri dari para siswa dan mahasiswa yang terlibat, dan kami sudah latih beberapa bulan, mereka supaya bisa tampil dengan tema yang tadi "Garut Waluya Manjing Digjaya", jadi tema itulah yang dijadikan sebagai aransemen dalam kegiatan prosesi tersebut," bebernya.
Meski pelaksanaan kegiatan GPBG ini digelar di tengah-tengah pelonggaran Protokol Kesehatan (Prokes), dan Kabupaten Garut berada dalam Level 1 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa - Bali, pihaknya tetap akan menerapkan Prokes yang ketat, dan mewajibkan setiap masyarakat yang datang untuk menggunakan masker.
"Kami akan usahakan nanti penonton itu yang datang itu mereka itu wajib bermasker, nah misalnya nanti kami akan minta bantuan ke dinas kesehatan hari ini untuk meminta masker, nanti pada saat acara itu dimulai kalau orang yang tidak bawa masker kami akan operasi dan mereka supaya pakai masker, itu menjadi salah satu kenapa karena Prokes itu betapa pentingnya untuk menjaga keamanan kita bersama," tegas Budi.
Terakhir ia berharap, melalui kegiatan ini bisa menjadi momentum kebangkitan kebudayaan dan ekonomi di Kabupaten Garut, yang selama dua tahun terakhir cukup terpuruk akibat adanya pandemi Covid-19 yang melanda kota berjuluk Swiss Van Java. Ia pun mengajak seluruh masyarakat dan wisatawan untuk datang menyaksikan perhelatan festival tahunan ini.
"Pada kesempatan ini, saya selaku Kadisparbud Kabupaten Garut, dimana nanti tanggal 4 Juni 2022 jam 20.00 kami akan menyelenggarakan Festival GPBG, kami mengajak seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Garut dan juga para wisatawan yuk kita nikmati acara festival ini," pungkasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait