GARUT, iNews.id – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yasa Anggana Garut, mengadakan kegiatan silaturahmi bersama orang tua mahasiswa penerima Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah sebagai upaya lembaga pendidikan dalam rangka mendorong mahasiswa penerima beasiswa tersebut nisa menjadi manusia yang berkualitas.
Kegiatan tersebut berlangsung di Auditorium STIE Yasa Anggana Garut, Jalan Otista, Desa Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Sabtu (18/6/2022).
Salah satu Dosen STIE Yasa Anggana Garut, yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan silaturahmi, Deni Rustandi mengatakan, bahwa peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak-anaknya.
"Kewajiban mendidik adalah tanggung jawab orang tua. Ibu dan bapak harus bisa menyadari akan hal itu," ucap Deni.
Deni juga mengimbau agar orang tua bisa lebih memotivasi anak-anaknya supaya tidak hanya aktif di bidang akademik, melainkan aktif juga di bidang non akademik dengan mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang tersedia ada di kampus.
Menurutnya, UKM adalah salah satu fasilitas dan wadah agar mahasiswa bisa menyalurkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya (mahasiswa). Oleh karena itu, mahasiswa harus bisa memanfaatkan fasilitas tersebut.
Selain itu, Dadang Syaffarudin, yang juga selaku Dosen STIE Yasa Anggana Garut, ia mengharapkan, agar mahasiswa bisa menjadi generasi emas di tahun 2045.
"Saya mohon kerja samanya bagi bapak dan ibu sekalian agar bisa mendorong anak-anak kita, generasi-generasi kita agar bisa menjadi generasi emas di tahun 2045," katanya.
Kaitan dengan peran orang tua, imbuh Dadang, sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup anak-anaknya. Orang tua juga merupakan madrasah pertama bagi anaknya. Oleh karena itu, motivasi orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk anaknya supaya bisa menjadi manusia yang berkualitas.
Di tempat yang sama, salah satu dosen lain, Nita Eldiani menegaskan, bahwa orang tua harus bisa memonitoring dan memotivasi anak-anaknya agar bisa meningkatkan prestasi akademik.
"Kita memang tidak bisa memaksakan, namun minimal bisa mendapatkan nilai yang standar. Saya berharap ibu dan bapak bisa melakukan screening (pemeriksaan), memonitoring dan memotivasi anak-anaknya agar bisa lebih meningkatkan prestasi di bidang akademik maupun non akademik," jelas Nita.
Ia menambahkan, bahwa hal yang paling mahal dari orang tua adalah sebuah kepercayaan.
"Saya rasa yang paling mahal dari orang tua adalah kepercayaan. Ibu bapak tidak perlu khawatir ketika anaknya izin, karena mereka memang mengikuti kegiatan di kampus. Walaupun kesuksesan tidak dinilai dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), tapi IPK bisa menjadi gerbang kesuksesan," pungkasnya.
Editor : ii Solihin