GARUT, iNews.id – Mahasiswa MPM kelompok 6 kolaborasi dengan kelompok 7 STAIPI Garut, Desa Kutanagara. Dalam rangka menggelar workshop keguruan, Implementasi Kurikulum Merdeka pada Rabu (24/08/2022).
Bertempat di lantai 3 gedung Yayasan Al-Musa'adah (Yasmu), kegiatan berlangsung sejak pukul 08.00. Dengan jumlah peserta sekitar 40 yang terdiri dari guru-guru RA, SD, dan guru-guru Mts, Ma dari Yasmu.
Rangkaian acara dipandu oleh Sayyid Burhan Nurdin, anggota MPM kelompok 7. Mulai dari sambutan oleh ketua kelompok, pengurus Yayasan Al-Musa'adah, hingga sambutan sekaligus membuka acara oleh Sekretaris Desa Kutanagara.
Wawan sopwan, sebagai pengurus Yayasan mengungkapkan rasa bangganya pada sesi sambutan. Ia menyebutkan akan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada guru-guru mengenai kurikulum merdeka.
Dengan mengusung tema "Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila", workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKN) menghadirkan dua narasumber yang luar biasa, Dr. Fenti Inayati. yang merupakan dosen tetap STAIPI Garut, dan Dadang M. Kosim, salah satu staf pengajar di Yayasan Al-Musa'adah.
Materi IKN selanjutnya dipaparkan secara berkala oleh kedua narasumber. Dr. Fenti Inayati, sebagai narasumber pertama memaparkan secara rinci mengenai Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum yang telah dicanangkan pemerintah untuk kurikulum wajib di tahun 2024 mendatang.
Selain teori yang disampaikan, beliau juga menyuguhkan simulasi atau praktek dalam pelaksanaan kurikulum merdeka yang menekankan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Dalam prakteknya, ia membagi-bagi peserta workshop menjadi beberapa kelompok.
Selanjutnya, pemaparan materi disampaikan kembali secara tegas, ringkas, dan jelas oleh narasumber kedua, yaitu Dadang M. Kosim.
Beliau menegaskan bahwa cerminan pendidikan Indonesia harus berkiblat kepada teori Ki Hajar Dewantara. "Singkatnya, dalam kurikulum ini harus merdeka belajar juga merdeka mengajar", pungkasnya.
Editor : ii Solihin