Tak hanya sarana literasi, Wabup Garut juga menerangkan jika pihaknya memiliki tenaga penyuluh yang berasal dari berbagai profesi. Tenaga penyuluh ini bukan hanya menyampaikan informasi tetapi juga memberikan literasi kepada masyarakat.
“Juga ada partisipasi masyarakat, taman baca masyarakat yang saya lihat sudah banyak berkembang dan tentu merupakan bagian daripada upaya upaya yang sifatnya pentahelix, yaitu upaya dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha, perusahaan, media massa dan juga kelompok kelompok masyarakat,” tuturnya.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan budaya literasi, karena akan berdampak terhadap kemajuan yang akan diperoleh. Ia mengungkapkan, kesuksesan akan didapatkan jika masyarakat meningkatkan budaya literasi. Ia juga berharap, kegiatan budaya literasi akan semakin digalakkan sampai ke wilayah pelosok.
“Kita punya 42 kecamatan, kita punya 442 desa (dan) kelurahan, RW aja ada 6.000 sampai 8.000 ini pekerjaan yang memerlukan tenaga yang cukup besar untuk menjangkau seluruh masyarakat, menjangkau seluruh kelompok masyarakat agar ada peningkatan budaya literasi,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas Kemenko PMK RI, Molly Prabawaty menyampaikan, berdasarkan indikator literasi global seperti Progress In International Reading Literacy Studies (PIRLS), Program For International Student Assessment (PISA), dan Programme for the International Assessment of Adult Competencies (PIAAC) menempatkan Indonesia pada posisi yang rendah, dikarenakan nilai budaya literasi dan tingkat kegemaran membaca di Indonesia relatif masih rendah.
Editor : ii Solihin