get app
inews
Aa Text
Read Next : 6 Desa di Garut Ini Punya Pemandangan Alam Indah, Wajib Dikunjungi Minimal Sekali Seumur Hidup

Kisah Kiki Gumelar, Chocodot Membawanya Menjadi Doktor

Senin, 26 September 2022 | 21:44 WIB
header img
Kiki Gumelar, pemilik PT. Tama Cokelat Indonesia, bersama Dicky Chandra, komedian sekaligus mantan Wakil Bupati Garut, khusus hadir dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor, di Aula Mandalasaba dr. Djoenjoenan Unpas Bandung Senin (26/9/2022).(Foto.Istimewa)

GARUT, iNewsGarut.id – Pengusaha muda yang tidak pernah surut kreativitas, begitu mungkin gambaran yang tepat untuk sosok Kiki Gumelar.

Dari tangannya, nama Chocodot sebagai brand cokelat lokal dari Kabupaten Garut kini dikenal secara luas baik nasional maupun internasional. Sejak tahun 2009, Kiki terus mengembangkan berbagai produk cokelat kekinian yang inovatif, unik dan menarik.

Berkat Chocodot pula, pemilik PT. Tama Cokelat Indonesia itu sukses dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor, Program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung, yang digelar di Aula Mandalasaba dr. Djoenjoenan Unpas Bandung hari ini, Senin (26/9/2022).

Dari sidang yang juga dihadiri oleh Dicky Chandra, komedian sekaligus mantan Wakil Bupati Garut, Kiki Gumelar dinyatakan lulus dengan IPK 3,70. Sebuah hasil yudisium sangat memuaskan.

"Penelitian disertasi yang saya buat berfokus pada studi single case di PT. Tama Cokelat Indonesia dengan perbandingan multistage antara dua produk, yaitu Chocodot dan Gumsberry yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif," ujar Kiki Gumelar.

Kiki menjelaskan, dalam penelitian ini ditemukan bahwa keunggulan bersaing pemasaran PT Tama Cokelat Indonesia  sangat baik ketika produk Chocodot diluncurkan. Karena Chocodot memiliki keunggulan dan keunikan produk dengan kemasan, serta kualitas produk yang diakui secara formal.

"Khususnya pengakuan oleh konsumen dan masyarakat Garut, bahwa Chocodot adalah makanan khas Garut dari hasil inovasi warga Garut, yang merupakan perpaduan cita rasa tradisional dari dodol Garut dengan cita rasa universal dari cokelat," paparnya. 

Selama penelitian, lanjutnya, ditemukan juga kendala-kendala yang dihadapi PT. Tama Cokelat Indonesia dalam mencapai keunggulan bersaing pemasaran. Salah satunya muncul kompetitor dari perusahaan besar yang selama ini menguasai pasar retail dan daily consumption. 

"Selain itu kebijakan izin BPOM terkait dengan waktu pengurusan izin cukup mempengaruhi kreativitas. Dari penelitian ini, saya berharap manejemen PT. Tama Cokelat Indonesia mampu menganalisa, mengkaji dan mengetahui strategi pemasaran yang tepat agar mampu menghadapi dinamika persaingan secara lebih baik," ungkapnya.

Keberhasilan usaha memang tidak menyurutkan pria kelahiran Garut, 17 November 1980 itu untuk terus menimba ilmu. Sebelum menempuh pendidikan S3 Pasca Sarjana Ilmu Manajemen, Kiki berkuliah ke Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta. 

Tidak cukup sampai strata satu (S-1), ia melanjutkan ke jenjang Magister Manajemen Pariwisata di STIEPARI Semarang. Ilmu kemudian mendorongnya untuk terus berinovasi dalam melahirkan produk-produk baru, dengan meningkatkan kualitas kemampuan serta profesi.

"Tidak hanya itu, dengan belajar dan sekolah kita bisa mendapat koneksi bisnis baru, serta mampu memperluas jaringan. Apalagi pendidikan yang saya tempuh berhubungan dengan bisnis yang saya jalankan," katanya.

"Akhirnya, ketika ada kesulitan dengan proses usaha, saya bisa berdiskusi dengan para profesor atau dosen di kampus. Dan itu cukup membantu dalam kegiatan usaha," tambahnya.

Penerima penghargaan OVOP Bintang 5 2018 ini pun mengungkapkan suka dukanya selama melakukan bimbingan disertasi yang sempat terkendala akibat Pandemi Covid 19. 

"Kendalanya dari bimbingan yang maunya bertemu langsung dengan pembimbing jadi harus via online dan itu sedikit menghambat proses disertasi," tuturnya. 

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut