Kerusuhan tersebut memaksa polisi melepaskan tembakan gas air mata yang memicu kepanikan di kalangan suporter. Ratusan suporter berlarian ke pintu keluar untuk menghindari gas air mata. Akibatnya 34 orang meninggal di lokasi akibat terinjak-injak dan sesak napas. Lebih dari 300 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat, sebagian meninggal dalam perjalanan dan perawatan.
Media asal Inggris The Guardian mengangkat laporan 'More than 120 people reportedly killed in riot at Indonesian football match'.
Mengutip pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, Guardian menyebut lebih dari 120 suporter tewas setelah kerusuhan dan kekerasan usai pertandingan. Suporter Arema FC turun ke lapangan setelah timnya dikalahkan Persebaya 2-3.
Selanjutnya surat kabar AS, The New York Times, mengangkat laporan 'Riots at Indonesian Soccer Match Leave Several Fans Dead'.
Disebutkan, laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berlangsung di Stadion Kanjuruhan, di mana tim tuan rumah menderita kekalahan 2-3. Setelah itu puluhan yang kecewa suporter menyerbu lapangan.
Petugas keamanan berusaha mengendalikan kerumunan dengan menembakkan gas air mata ke lapangan dan tribun. Para korban umumnya mengalami sesak napas.
Editor : ii Solihin