GARUT, iNewsGarut.id – Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyebut jumlah ruang kelas yang mengalami rusak berat dan harus direhabilitasi di daerahnya berbeda. Berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari laporan instansi terkait, jumlah ruang kelas yang mesti direhabilitasi akibat rusak berat berkisar di antara 900 sampai 1.000 unit.
"Ada perbedaan mencolok, yang diajukan melalui Dapodik (Data Pokok Pendidikan) itu sangat kecil, kurang dari 50 kelas. Sementara yang langsung diajukan kepada dinas sangat besar,” kata Helmi Budiman, Selasa (18/10/2022).
Jumlah ruang kelas rusak berat sebanyak 900 sampai 1.000 unit itu, lanjutnya, disampaikan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut dan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut.
"Saya harus melakukan verifikasi di lapangan untuk memastikan kondisi yang sesungguhnya seperti apa, apakah memang sebanyak itu," ujarnya.
Wabup Garut mengungkapkan bahwa dia telah menugaskan tim yang dibentuk dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Tim ini di antaranya Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan Permukiman, serta Inspektorat Daerah untuk melakukan verifikasi terkait data tersebut.
“Jadi kalau yang sudah tidak layak dari struktur, harus dibongkar menjadi ruang kelas baru lagi. Misal sudah rusak karena tanahnya bergerak, amblas itu kan strukturnya harus dibangun dari nol, tidak bisa hanya atapnya saja yang diperbaiki,” jelasnya.
Helmi Budiman mengakui jika sekolah yang mengalami kerusakan tersebar pada sejumlah kecamatan. Di Desa Mekarwangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut misalnya, sekolah yang mengalami kerusakan adalah SDN Mekarwangi I dan II.
Di sekolah ini, kerusakan dialami pada bagian atap ruang kelas dan selasar. Kerusakan yang terjadi merupakan akibat material kayu pada atap mengalami lapuk.
Sebelumnya, kerusakan juga dialami SDN Majasari III Cibiuk, di Kecamatan Cibiuk. Sebagian siswa di sekolah tersebut terpaksa belajar di luar ruangan, karena tiga dari enam ruang kelas di sekolah tersebut mengalami kerusakan.
Kerusakan yang dialami terlihat dari dinding, lantai dan atap. Pada bagian dinding, terjadi rekahan menganga disertai dengan kaca jendela yang pecah-pecah.
Sementara di bagian alas bangunan, kerusakan tampak pada keramik lantai yang pecah dan terlepas.
Editor : ii Solihin