Dalam kesempatan tersebut, Bupati Garut juga meninjau salah satu jembatan yang rusak, yaitu Jembatan Cirompang yang rusak akibatk oleh curah hujan tinggi dan pernah dilanda bencana hidrometeorologi.
Karena jembatan itu merupakan sarana vital bagi masyarakat, dikatakan Rudy, pihaknya akan menggunakan anggaran melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk memperbaiki jembatan tersebut.
“Ada Instruksi Menteri Dalam Negeri Bupati boleh menggunakan BTT untuk (bencana) hidrometeorologi, kita perbaiki untuk masyarakat Gunamekar menuju akses pasar, menuju akses sekolah ke tempat ini (dan jembatan ini) membahayakan, coba lihat membahayakan,” kata Rudy.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Garut, Ahmad Mulyana, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil verifikasi, kondisi rumah warga penyintas longsor sangat memprihatinkan dan sudah tidak layak untuk dihuni.
“(Rumah) yang tertimpa itu ada 3 dan 3 lagi itu terkena ya, yang tertimpa langsung ada 3 rumah dan semua itu hancur semua tidak bisa diselamatkan, dan yang 3 lagi terkena dan itu masih bisa diselamatkan, dan di luar 6 itu masih ada 5 rumah yang terancam, tapi menurut kebijakan beliau kita mengamankan yang terkena dulu aja,” ungkapnya.
Senada dengan Bupati Garut, ia berharap dengan adanya bantuan kerohiman dari pemerintah daerah untuk dilakukan relokasi, masyarakat yang sudah mendapat bantuan tersebut tidak lagi tinggal di lokasi rawan bencana, namun bisa mencari tempat lain yang dinilai lebih aman.
“Ini karena bantuannya kondisi rusaknya rusak berat ini kebijakan pemerintah daerah Itu per KK-nya mendapat 50 juta, ini sesuatu hal yang sangat begitu bijaksana sekali, karena dengan 50 juta dengan kondisi ini, insya Allah ini akan terwujud suatu bangunan rumah tinggal yang cukup permanen,” tuturnya.
Editor : ii Solihin