GARUT, iNewsgarut.id – Pemerintah Kabupaten Garut telah berkoordinasi dengan Perum Bulog dalam mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga kacang kedelai. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut Nia Gania Karyana, menjelaskan pemerintah daerah tengah menyiapkan sejumlah opsi untuk menangani persoalan yang terjadi.
"Salah satunya adalah operasi pasar. Kami sudah berkomunikasi dengan Perum Bulog mengenai teknisnya," kata Nia Gania Karyana, pada MNC Portal Indonesia, Jumat (4/11/2022).
Menurut Gania, melalui operasi pasar, pemerintah akan memberikan subsidi pada setiap kg kacang kedelai impor yang dibeli masyarakat. Besaran subsidi sendiri ditargetkan setengah harga atau 50 persen dari harga kacang kedelai yang berlaku.
"Kalau sekarang Rp14 ribu per kg, maka harganya kita subsidi setengahnya sehingga masyarakat cukup beli Rp7 ribu per kg. Bagaimana pun juga, kacang kedelai sangat penting bagi masyarakat kita karena merupakan bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu," ujarnya.
Kerja sama dengan Perum Bulog, kata dia, perlu dilakukan mengingat BUMN milik pemerintah itu memiliki akses pada sejumlah importir yang akan mendatangkan kedelai dari luar negeri. Mengenai teknis selanjutnya, Gania mengaku masih menunggu kesanggupan dari Perum Bulog dan keuangan daerah.
"Sistemmya apakah Perum Bulog dapat memberi piutang atau pemerintah daerah membeli langsung ini yang sedang dibahas, terlebih mereka kan juga perlu menyiapkan dana untuk opersional. Apalagi kami juga sedang mencari anggaran yang dapat digunakan, karena tetap meski dalam keadaan darurat, kas negara mesti on the track, untuk menghindari penyimpangan," paparnya.
Gania menyebut kebutuhan kacang kedelai impor untuk seluruh Indonesia mencapai 2,3 juta ton per tahun. Sementara untuk Kabupaten Garut, dalam satu bulan membutuhkan kacang kedelai impor sebanyak 50 ton.
"Kebutuhan kacang kedelai ini dihitung dari 15 pasar tradisional di seluruh Garut yang total dalam sebulan membutuhkan sebanyak 1,5 ton. Belum lagi pasar-pasar desa, jumlah kebutuhan kedelai impor diperkirakan bisa mencapai 50 ton sebulan," urainya.
Naiknya harga kacang kedelai impor di Indonesia, jelas Gania, disebabkan oleh kekeringan yang melanda negara-negara penghasil kedelai di Amerika Selatan seperti Brazil, Argentina dan Paraguay di dua bulan lalu. Kekeringan ini setidaknya berdampak langsung pada produksi yang menipis.
"Kemudian faktor kedua adalah geopolitik, terjadi perang yang mengakibatkan pengapalan barang-barang impor terhambat. Keterlambatan pengiriman ini berkibat pada berkurangnya ketersediaan kedelai di Indonesia," ujarnya.
Opsi lain yang dimiliki adalah mengoptimalkan penggunaan kacang kedelai lokal. Namun demikian, kacang kedelai lokal memiliki selisih harga yang lebih mahal dari kacang kedelai impor.
"Harganya lebih mahal Rp2.000 dari kedelai impor, makanya untuk menggenjot produksi, informasinya Kementerian Pertanian sudah menanami kedelai lokal di 600 hektare lahan dari 14 propinsi di seluruh Indonesia guna meningkatkan kuantitas dan kualitas dari kedelai lokal. Terlepas dari itu semua, kami juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi yang terbaik," urainya.
Editor : ii Solihin