Selanjutnya, ia memaparkan jika film pendek yang berhasil menyabet penghargaan ini menceritakan tentang tiga bersaudara yatim piatu yang harus melanjutkan hidup bersama dengan keadaan yang pas-pasan, serta ketidakakuran antara si sulung dan si bungsu.
"Si sulung sering bermasalah dengan yang bungsu namun sebenelarnya (mereka) sangat mencintai keluarganya. Ketidakakuran mereka ditengahi oleh anak kedua yang memiliki keistimewaan tidak dapat bicara (atau) tunawicara," papar Yulianti.
Kisah seorang tunawicara yang memiliki sifat kebijaksanaan inilah yang akhirnya mengantarkan film karya SMAN 1 Garut berhasil menyabet Penghargaan Khusus Peduli Disabilitas kategori Film Pendek Fiksi Saraswati Award.
Sementara itu, Diah Kurniasari, istri Bupati Garut, mengungkapkan rasa bangganya atas raihan prestasi anak-anak yang telah mengharumkan Kabupaten Garut, serta mengapresiasi karya seni mereka, terlebih kecintaan mereka akan seni dokumenter.
Ia berharap melalui karya seni cerita pendek ini dapat memberi inspirasi kepada anak muda mencintai seni dokumenter.
"Mudah-mudahan banyak anak-anak Garut yang mencintai dokumenter, menjadi sutradara, produser (untuk) cerita pendek , tetapi sangat bermakna dalam dokumenter film mereka," ucap Diah.
Editor : ii Solihin