Ia menjelaskan, beberapa rumah temboknya alami retakan dan terancam roboh. Sementara rumah semi permanen atau rumah panggunng posisinya sudah ada yang miring akibat penahan pondasinya amblas.
"Selain rumah, infrastruktur jalan termasuk jalan desa dan jalan lingkungan yang berada di area DAS juga ikut terdampak. Jalan desa sepanjang 11 kilometer alami retakan dan amblas. Jalan lingkungan di Kampung Ciarakoneng sepanjang 4 kilometer sampai putus, sedangkan lahan pesawahan warga ada 30 hektare," jelasnya.
Langkah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melalui Badan Penangulangan Bencana (BPBD) dan dinas terkait sudah melakulan survei mitigasi bencana dan memberikan bantuan berupa sembako ada juga bahan material berupa semen tapi tidak mencukupi.
"Masyarakat sudah dihimbau untuk direlokasi, tapi masyarakat sampai saat ini masih keberatan untuk dipindahkan dengan alasan tempat yang akan dijadikan untuk relokasi lokasinya jauh dari tempat semula," terangnya.
Sementara itu, Yuyun (49), warga Kampung Pancasura mengatakan posisi rumahnya yang doyong karena adanya amblas sudah lama.
"Terpaksa ditinggali sekalipun hujan deras turun dan takut roboh karena tidak punya lagi tempat tinggal," pungkasnya.
Editor : ii Solihin