get app
inews
Aa Text
Read Next : 6 Desa di Garut Ini Punya Pemandangan Alam Indah, Wajib Dikunjungi Minimal Sekali Seumur Hidup

Harlah ke-55 KOPRI PMII Garut Gelar Stadium General

Senin, 26 Desember 2022 | 18:59 WIB
header img
Hari lahir (Harlah) ke-55 Pengurus Cabang Korp PMII Putri (KOPRI) Garut. Foto (ist)

GARUT, iNewsGarut.id – Hari lahir (Harlah) ke-55 Pengurus Cabang Korp PMII Putri (KOPRI) Garut menggelar seremonial stadium general dengan tema "Peran Perempuan Pilar Peradaban Bangsa Berdaya dan Berkarya". Kegiatan ini bertujuan untuk memanjatkan rasa syukur atas bertambah usianya KOPRI yang ke-55. Minggu, (25/12/2022) kemarin, di Aula Auditorium, SMK Ciledug Al - Musadadiyyah Garut, Jawa Barat.

Kegiatan itu dimeriahkan oleh berbagai struktural kepengurusan KOPRI dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mulai dari level Rayon, Komisariat, Cabang, Ketua Mabincab PMII, hingga Ketua IKA PMII. Hal ini menandakan KOPRI dan PMII menjalin keharmonisan antar struktural membangun keluarga besar PMII Garut yang masif dan progresif.

Merefleksikan perjalanan KOPRI sejauh ini mengalami dinamika yang cukup kompleks. Sehingga kita patut mensyukuri panjang umur perjuangan KOPRI selalu eksis memberikan ruang aktualisasi dan pengembangan potensi sebagai wadah perempuan. Sebagai simbolis rasa syukur dengan merayakan serimonial potong tumpeng.

Azmi Nurlatifah sebagai Ketua PC KOPRI Garut, saat dihubungi iNewsgarut.id, Senin (26/12/2022) menuturkan, bahwa permasalahan sosial yg masih lekat terjadi bahkan di alami kebanyakan oleh kaum perempuan yaitu ada 4, diantaranya menurutnya, "pertama Budaya Patriarki, yaitu perempuan rentan krisis jati diri karena mengamini stigma dari masyarakat bahwa mereka lemah, kedua Kapitalisme, yaitu ekploitasi sumberdaya demi kepentingan oknum tertentu, Perempuan sebagai korban objek dan komoditi dari kepentingan modal mereka, juga pekerja upah yang murah,"ungkapnya.

Sambung Azmi, ketiga , "Fasisme Religius: kekeliruan penafsiran agama demi kepentingan laki-laki. Contohnya ayat yang menerangkan poligami dan lain-lain, ke empat, yaitu penjajahan non fisik, contohnya Pemilik modal membuat harga kebutuhan pokok melambung tinggi, Sehingga menyebabkan kemiskinan, Dampaknya perempuan rentan terganggu kesehatan mental akibat perekonomian rumah tangga,"ujarnya.

Azmi menambahkan, Maka sebagai jembatan untuk membentengi diri jadikan PMII sebagai ruang pemupukan ideologi, intelektual, pembentukan karakter, mental.

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut