Fikih Politik Gencar Dikampanyekan Kalangan Pesantren di Garut Menyongsong Satu Abad NU
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2022/12/27/b806e_fikih-peradaban.jpg)
"Dari tiga formalisasi tadi yang cocok bagi bangsa Indonesia adalah jalur kultural dan politik, sementara formalisasi agama tidak cocok di tengah heterogen bangsa Indonesia," tuturnya.
Sementara bagi mereka yang tidak menerima hal itu, akhirnya muncul kelompok ekstrem agama yang mengklaim pendapat kelompoknya paling benar sendiri.
“Mayoritas ijtihad dibangun di atas fondasi dilalah dzonniyyah atau sangkaan, sehingga tidak satupun dari madzhab yang berani mengklaim paling benar,” kata K.H. Thonthowi.
Bahkan para kelompok yang tidak sejalan dengan pemikiran atau ijtihad mereka, perlu dibasmi dengan jalan paksaan atau kekerasan. “Mereka kadang beranggapan kelompok yang tidak mau dibenarkan, dianggap kafir,” tandasnya.
Sebelumnya, kegiatan serupa pernah digelar dua pesantren NU di Garut, yakni Pesantren Al-Musadaddiyah dan Pesantren Nurul Huda Cibojong.
Editor : ii Solihin