Penanganan Korban Kecelakaan Rombongan SMPN 3 Garut Dinilai Lamban, Orang Tua Siswa Protes

"Kenapa dibawa ke sini (sekolah), keselamatan anak terlebih dahulu. Untuk apa ada rumah sakit," ungkapnya kesal.
Menanggapi protes orang tua siswa terkait pelayanan medis pada korban kecelakaan, Kepala SMPN 3 Garut, Agus, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan upaya maksimal. Menurutnya, sejak kabar kecelakaan terjadi, pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait agar penanganan berlangsung baik.
"Kami dapat memaklumi jika ada orang tua yang demikian oleh sebab kekhawatiran terhadap anaknya. Tenaga medis telah disiapkan, tapi sehebat apapun tenaga medis jika tidak didukung dengan ketertiban orang tua, ya bagaimana mungkin. Terkait keberangkatan ambulans, ambulans itu baru bisa berangkat setelah semua siap," kata Agus.
Sebelumnya, Wakil Bupati Garut Helmi menyatakan pemerintah daerah akan menanggung seluruh biaya pengobatan peserta rombongan yang menjadi korban luka. Dia menyebut jumlah korban luka dalam kecelakaan itu mencapai 17 orang.
"Ke-17 orang ini luka ringan sampai sedang. Ini sekarang diperiksa lagi, ternyata ada yang diduga patah, diduga keseleo, memar dan lainnya, harus diperiksa lagi. Ada yang luka dalam," kata Helmi Budiman.
Menurutnya tim medis bersama pihak sekolah masih melakukan pemantauan dan pengobatan bagi para korban luka. Ia juga mempersilakan jika ada korban lain dalam rombongan di luar ke-17 orang yang terdata pemerintah untuk melapor.
"Selanjutnya biaya ditanggung pemerintah, Pemkab Garut. Dari Jasa Raharja nanti diurus," ucapnya.
Editor : ii Solihin