Menurut Heni, penyesuaian perilaku terkait stunting harus melalui beberapa tahapan, mulai dari tahu, mau, mampu, serta mandiri. Menurut penilaiannya, warga Kabupaten Garut baru pada tahap tahu dan mau.
"Jadi kami mengucapkan terima kasih kepada Tanoto ya mungkin dengan Yayasan Cipta juga, dimana ada kepedulian ke Kabupaten Garut, mudah-mudahan nanti dengan adanya Tonoto dan Yayasan Cipta di sini lebih meningkatkan dari yang tadinya tahu (dan) mau menjadi mampu, mampu untuk berdiri sendiri untuk menjaga kesehatannya," paparnya.
Sementara itu, Penyuluh Agama dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut, Hafidz, menyebut jika Kantor Kemenag Garut memiliki 390 penyuluh agama, dengan 340 orang diantaranya merupakan penyuluh agama non Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tersebar di Kabupaten Garut.
Menurutnya, para penyuluh agama tadi diberikan pengarahan dan penugasan khusus untuk menyampaikan materi terkait stunting pada saat majelis taklim dan khutbah Jum'at, guna ikut serta dalam penanganan, pengurangan, dan pencegahan stunting di Kabupaten Garut.
"Setiap kali majelis taklim senantiasa disisipi termasuk dalam khutbah Jum'at, dengan langkah real seperti itu diharapkan kontribusi peran aktif di Kementerian Agama itu bisa memberikan sumbangsih kontribusi dalam rangka penurunan angka stunting khususnya di Kabupaten Garut," pungkas Hafidz.
Editor : ii Solihin