get app
inews
Aa Text
Read Next : 13 Kasus di Jawa Barat, Garut Belum Ditemukan Adanya Terpapar Virus Mpox

Dinkes Garut Temukan 80 Kasus Covid-19 Sepekan Terakhir

Selasa, 02 Mei 2023 | 13:34 WIB
header img
RSUD dr Slamet Garut merawat 30 pasien positif Covid-19 dari 80 kasus yang ditemukan dalam satu pekan terakhir. Foto (Ilustrasi)

GARUT, iNewsGarut.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut menemukan sebanyak 80 kasus Covid-19 dalam satu pekan terakhir. Dari 80 kasus tersebut, sebanyak empat orang warga dilaporkan meninggal dunia. 

Peningkatan kasus Covid-19 kali ini merupakan kasus terbesar sepanjang sejarah setelah tahun 2021-2022. Penyebaran virus Covid-19 di Garut menjadi sporadis usai libur lebaran pasca perayaan Idul Fitri 2023.

"Satu minggu ini kita temukan 80 kasus, dalam arti peningkatannya tiga kali lipat dari periode sebelumnya. Kita maklumi ini akibat mobilitas penduduk, terutama yang pulang dari kota akibat mudik ditambah dengan dibukanya tempat wisata, di mana banyak orang yang datang berkunjung ke Garut," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Garut Asep Surachman, Selasa (2/5/2023). 

Secara keseluruhan, ia menyebut perkembangan kasus Covid-19 mencapai 300 kasus sejak awal tahun hingga April 2023 lalu. Dalam kurun waktu ini, jumlah warga Garut yang meregang nyawa akibat virus Covid-19 tercatat sebanyak 19 orang. 

"Peningkatan kali ini jika secara pandemi di Garut sebenarnya masih terkendali. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya tentu jauh berbeda. Dulu per hari bisa mencapai 100 (kasus) hanya dari varian omicron," ujarnya.

Virus yang menjangkiti warga Garut sekarang, lanjut Asep Surachman, merupakan turunan dari omicron sub varian baru, yakni XBB.1.16. Meski penularannya hampir mirip dengan omicron, namun virus ini tidak menyebabkan keparahan. 

"Memang cepat penularannya, tapi tidak menimbulkan keparahan atau kegawatan. Untuk kasus yang meninggal sendiri ternyata setelah ditelusuri mereka memiliki riwayat atau imunisasi yang tidak lengkap, bahkan tidak diimunisasi sama sekali," jelasnya. 

Penjelasan tersebut setidaknya didukung oleh observasi dan pengamatan, yang menyebutkan jika 80 persen dari total kasus pada sepekan terakhir disebabkan oleh warga yang sama sekali belum diimunisasi atau tidak lengkap menerima vaksin. 

"Harus ada upaya yang diperlukan agar bagaimana ini tidak melonjak terus," ucapnya. 

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut