GARUT, iNewsGarut.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut menemukan sebanyak 80 kasus Covid-19 dalam satu pekan terakhir. Dari 80 kasus tersebut, sebanyak empat orang warga dilaporkan meninggal dunia.
Peningkatan kasus Covid-19 kali ini merupakan kasus terbesar sepanjang sejarah setelah tahun 2021-2022. Penyebaran virus Covid-19 di Garut menjadi sporadis usai libur lebaran pasca perayaan Idul Fitri 2023.
"Satu minggu ini kita temukan 80 kasus, dalam arti peningkatannya tiga kali lipat dari periode sebelumnya. Kita maklumi ini akibat mobilitas penduduk, terutama yang pulang dari kota akibat mudik ditambah dengan dibukanya tempat wisata, di mana banyak orang yang datang berkunjung ke Garut," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Garut Asep Surachman, Selasa (2/5/2023).
Secara keseluruhan, ia menyebut perkembangan kasus Covid-19 mencapai 300 kasus sejak awal tahun hingga April 2023 lalu. Dalam kurun waktu ini, jumlah warga Garut yang meregang nyawa akibat virus Covid-19 tercatat sebanyak 19 orang.
"Peningkatan kali ini jika secara pandemi di Garut sebenarnya masih terkendali. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya tentu jauh berbeda. Dulu per hari bisa mencapai 100 (kasus) hanya dari varian omicron," ujarnya.
Virus yang menjangkiti warga Garut sekarang, lanjut Asep Surachman, merupakan turunan dari omicron sub varian baru, yakni XBB.1.16. Meski penularannya hampir mirip dengan omicron, namun virus ini tidak menyebabkan keparahan.
"Memang cepat penularannya, tapi tidak menimbulkan keparahan atau kegawatan. Untuk kasus yang meninggal sendiri ternyata setelah ditelusuri mereka memiliki riwayat atau imunisasi yang tidak lengkap, bahkan tidak diimunisasi sama sekali," jelasnya.
Penjelasan tersebut setidaknya didukung oleh observasi dan pengamatan, yang menyebutkan jika 80 persen dari total kasus pada sepekan terakhir disebabkan oleh warga yang sama sekali belum diimunisasi atau tidak lengkap menerima vaksin.
"Harus ada upaya yang diperlukan agar bagaimana ini tidak melonjak terus," ucapnya.
Sebelumnya, seorang warga Kabupaten Garut dilaporkan meninggal dunia akibat Covid-19 pada Senin (1/5/2023) kemarin. Warga yang meninggal akibat positif terpapar virus Covid-19 ini merupakan laki-laki (KC-32277) berusia 62 tahun asal Kecamatan Kadungora.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Sub Devisi Pencegahan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, warga yang meninggal tersebut telah menerima vaksin dosis kedua. Selain melaporkan warga yang meninggal akibat positif terpapar Covid-19, Satgas Penanganan Covid-19 Garut pada hari yang sama juga menuliskan penambahan kasus konfirmasi positif selesai pemantauan (isolasi) sebanyak satu orang, yaitu Laki-laki (KC-32263) berusia 48 tahun dari Kecamatan Tarogong Kidul.
Laporan itu juga menyebut kasus Suspek Covid-19 bertambah sebanyak 45 orang pada awal Mei 2023 ini.
"Pada hari ini, tim Sub Devisi Pencegahan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melakukan pengambilan sampel testing swab RT PCR dan Rapid Tes Antigen sebanyak 118 orang (sampel)," bunyi laporan itu.
Dari hasil RT PCR yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak delapan kasus, sementara hasil pemeriksaan Rapid Tes Antigen pada kasus kontak erat dan suspek (bergejala) positif sebanyak enam kasus.
Adapun hasil verifikasi dan validasi data kasus RT PCR jumlahnya mencapai sebanyak 14 kasus. Berdasarkan catatan yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 1 Mei 2023 pada pukul 19.15 WIB, kasus terkonfirmasi positif terdiri dari 62 Kasus isolasi mandiri dan 32 kasus isolasi di rumah sakit atau dalam perawatan.
Adapun kasus sembuh Covid-19 di Garut hingga Senin malam awal pekan ini mencapai sebanyak 30.940 kasus sembuh, dan 1.326 lainnya kasus meninggal.
Editor : ii Solihin