Diakui Hery, kondisi jembatan bambu tersebut cukup membahayakan warga yang menggunakannya saat melintas. Apalagi arus Sungai Cilaki sangat deras di musim hujan.
Terlebih, warga yang melintas harus melalui kondisi kontur tanah menanjak dengan kemiringan sekitar 45 derajat, jika akan mengarah ke Cisewu usai turun dari jembatan. Keadaan tersebut, lanjut Hery, mau tidak mau akan menguras energi warga yang melintas.
"Kemiringan tanah dari jembatan ke Cisewu ini sekitar 45 derajat. Untuk orang yang belum terbiasa, kontur tanah seperti itu akan membuat lutut cidera," ucapnya.
"Alhamdulillah sejak saya menjabat sebagai Camat Cisewu di sini dari 2020 lalu belum pernah ada kejadian kecelakaan yang dialami warga. Makanya untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, perlu ada perbaikan untuk jembatan ini. Minimal dibuatkan atau dibangun jembatan dengan konstruksi yang permanen," sambung Hery.
Selama ini, lanjut Hery, pihaknya seringkali mendorong agar Pemerintah Desa Cisewu dan Pemerintah Desa Ciadun, Cianjur, untuk mengajukan bantuan agar jembatan diperbaiki secara permanen. Menurut Hery, pembangunan jembatan di lokasi tersebut membutuhkan biaya cukup besar.
"Sudah sering saya berikan masukan, agar dibuatkan proposal oleh kedua desa dari dua kabupaten ini. Tidak mungkin pembangunannya dibebankan kepada satu kabupaten saja, karena menyangkut kepentingan masyarakat dua daerah. Sebetulnya ini jembatan kewenangannya terbagi, masing-masing separuh," katanya.
Ia juga menilai proses pembangunan jembatan di lokasi itu membutuhkan koordinasi pemerintah tingkat daerah seperti Pemkab Garut, Pemkab Cianjur, serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sejumlah instansi dari pemerintah daerah perlu dilibatkan karena kepentingan masyarakat beragam, mulai dari pendidikan, pertanian, hingga perekonomian.
"Baru-baru ini sudah ada survey yang dilakukan beberapa pihak, baik dari provinsi hingga unsur TNI dan Polri. Informasi terakhir sehabis lebaran tahun ini akan ada perbaikan, kami berharap memang secepatnya," ujar Camat Cisewu.
Jika jembatan permanen dibangun, ia memperkirakan panjang strukturnya bisa mencapai antara 125 meter hingga 150 meter. Pasalnya, total panjang konstruksi tersebut harus dihitung dengan tanah di bibir sungai.
Editor : ii Solihin