Strategi Pengelolaan Sampah Melalui GPRS dan Pengalokasian Dana Desa

"Dengan inovasi ini, sampah selesai di hulu artinya di tingkat rumah tangga dengan melalui pemilihannya, kemudian di tingkat desa yang paling ujungnya melalui upaya tadi reduce, reuse, recycle (atau) 3R, ini diharapkan bahwa tadi pengurangan sampah terjadi di hulu dan otomatis pengurangan sampah yang diangkut ke TPA," tutur Jujun.
Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini pengurangan sampah menjadi salah satu prioritas pihaknya, karena seiring dengan kondisi TPA Pasir Bajing yang beberapa kali mengalami kebakaran hingga dampak dari kebakaran tersebut adalah sempat adanya penutupan TPA Pasir Bajing, sehingga hampir menyebabkan darurat sampah di Kabupaten Garut.
"Ini menjadikan satu pemikiran bahwa ini sampah harus selesai di hulu, jangan sampai sampah semuanya berorientasi ke TPA, di angkut TPA, karena TPA juga terbatas, dan umurnya juga mungkin tidak akan lebih dari 5 tahun TPA Pasir Bajing yang ada di Garut ini," ungkapnya.
Jujun juga menyoroti pentingnya efektivitas penggunaan dana desa dalam pengelolaan sampah di desa-desa. Pihaknya akan memberikan bimbingan kepada desa-desa untuk memastikan dana desa digunakan secara optimal. Inovasi ini juga mendapatkan apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
Dengan strategi ini, DLH Garut berharap dapat mengintensifkan penanganan dan pengurangan sampah di Kabupaten Garut, terutama melalui pengurangan di tingkat rumah tangga. Mereka juga memiliki target untuk menghilangkan TPA di Kabupaten Garut pada tahun 2030, menggantinya dengan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
"Tapi yang jelas ini menjadi satu gerakan yang nanti tidak ada lagi TPA di Kabupaten Garut," tandasnya.
Editor : ii Solihin