GARUT, iNewsGarut.id – Warga Desa Dangiang, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, rutin menggelar upacara Siraman Pusaka dan Ngalungsur Geni yang dilaksanakan tepat pada 14 maulid atau hari senin.
Siraman diartikan mencuci, Ngalungsur mewariskan atau meneruskan. Sedangkan Geni nama benda pusaka berupa meriam Guntur Geni yang merupakan senjata peninggalan dari Eyang Gusti Batara Turus Bawa, yakni salah satu pendiri Desa Dangiang.
Upacara Siraman dan Ngalungsur Geni ini memiliki arti mencuci dan meneruskan (mewarisi) kesaktian benda-benda pusaka milik leluhur, sekaligus sebagai penghormatan pada leluhur sebagai cikal bakal pendiri desa.
Benda-benda pusaka tersebut disimpan di dalam peti khusus berukuran 1 x 2 meter yang diletakkan di Rumah Joglo, sebuah rumah khusus tempat menyimpan benda-benda pusaka.
Ngalungsur Geni kemudian diartikan menurunkan atau mengeluarkan benda pusaka peninggalan leluhur yang disimpan di rumah Joglo maupun di rumah perorangan untuk kemudian dicuci dan dimandikan di setiap 14 Maulid (bulan hijriyah).
Prosesi mencuci benda pusaka dilakukan di Sungai Cidangiang yang jaraknya sekitar 300 meter dari Joglo, air bekas cucian benda pusaka ini dipercaya masyarakat dapat memberi berkah keselamatan, kesehatan, dan keberhasilan.
Setelah benda pusaka dicuci, kemudian dimasukan lagi kedalam peti dan disimpan kembali ke dalam peti dan ditempatkan di ruangan khusus. Kemudian dilanjutkan do'a dan makan bersama.
Tumpeng dan hasil bumi yang dibuat oleh ibu-ibu sebagai hantaran tuang untuk dimakan bersama keluarga sebagai rasa syukur guna memetik keberkahan.
Tahapan dalam Upacara Siraman dan Ngalungsur Geni yaitu ngalirap, artinya bergotongroyong di rumah Joglo dilanjutkan membersihkan jalan, masjid, dan makam. Kegiatan ini dilakukan pagi hingga sore hari. Malamnya, dilaksanakan acara membuka sejarah desa yang dipimpin oleh kuncen (juru kunci) Desa Dangiang di Joglo hingga dini hari.
Usai menceritakan sejarah, dilanjutkan ziarah ke makam leluhur Eyang Batara Turus Bawa. Kemudian kembali ke Rumah Joglo untuk melaksanakan upacara mencuci benda pusaka di Sungai Cidangiang.
Editor : ii Solihin