GARUT, iNewsGarut.id – Sebagai daerah yang kental akan nilai sejarah, Garut memiliki monumen bersejarah sebagai saksi bisu peristiwa masa lampau. Salah satunya adalah monumen perjuangan Leuwigoong atau tugu Atam yang terletak di jalan Pasopati, Desa Dungusiku, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Monumen ini berdiri pada 1978 atas prakarsa pimpinan pemerintahan, tokoh masyarakat Leuwigoong. Tujuannya didirikan tugu Atam untuk memperingati pertempuran pejuang Indonesia untuk menghadapi pasukan agresi militer Belanda yang pertama.
Monumen atau tugu Atam berbentuk segi empat dengan peluru berukuran besar sebagai salah satu senjata yang memiliki peran penting dalam keberhasilan tentara Indonesia mengugurkan serdadu Belanda.
Menurut sejarah agresi militer Belanda itu terjadi pada tahun 1947, pada peristiwa itu serdadu Belanda hampir menguasai seluruh wilayah di Jawa Barat.
Serangan pasukan Belanda ke Garut saat itu berlangsung sejak tanggal 4 Agustus tahun 1947 oleh serdadu Belanda yang bergerak dari arah Bandung. Pada tanggal 10 Agustus Belanda mulai menguasai wilayah -wilayah kecil di Garut dengan menggunakan gerakan patroli melalui salah satu jalan di Leuwigoong yang menghubungkan antara Leles, Cibatu, dan Limbangan.
Kemudian pada akhir Agustus 1947 pasukan-pasukan TNI dari Batalyon XXXI Barisan Benteng Republik Indonesia (PBRI), pasukan kuda putih Hisbulloh, dan lainnya, mulai menduduki wilayah Leuwigoong untuk saling berjaga. Mereka berencana untuk mencegah patroli tentara serdadu Belanda di samping 3 jalan yang menghubungkan Leles, Garut, Cibatu, dan Limbangan, termasuk Leuwigoong.
Perundingan mengenal strategi penyerangan tersebut berlangsung selama 3 hari. Pada tanggal 3 September 1947 sekitar pukul 12.00 WIB, para pejuang mulai menyerang tentara Belanda dengan menggunakan senjata sederhana yang disebut wilis.
Lalu begitu konvoi truk tentara Belanda datang pertempuran pun berlangsung, dan sebuah truk Belanda terjerembab ke dalam selokan beberapa dari mereka gugur tertembak.
Melihat kenyataan tersebut tentara Belanda kemudian meminta bantuan, dan datanglah serangan udara yang menewaskan Atam seorang prajurit dari pasukan benteng yang berhasil mengerahkan pasukan dengan semangatnya di garda terdepan.
Untuk mengenang perjuangan Atam dibangunlah tugu perjuangan Atam. Pada bagian depan monumen terdapat sebuah prasasti yang berbunyi "Jiwa dan Raga kubaktikan ke Pangkuan Ibu Pertiwi. Teruskanlah Kawan. Teruskan Hari Selasa Bulan Sembilan 1947. Pertempuran terjadi pada bulan sembilan 1947 Batalyon XXXI Benteng Resimen Tentara Perjuangan Bersama Rakyat Melawan Tentara Belanda".
Itulah sekilas tentang perjuangan Atam prajurit asal Leuwigoong Garut yang gugur dalam pertempuran agresi militer Belanda pada tahun 1947. Perjuangannya itu diabadikan dalam sebuah tugu perjuangan Atam yang berada di jalan Pasopati, Desa Dungusiku, Kecamatan Leuwigoong, Garut.
Masih banyak lagi pejuang kemerdekaan di Kabupaten Garut yang gugur dalam pertempuran melawan penjajah. Kita akan bahas lagi di artikel selanjutnya.
Editor : ii Solihin