get app
inews
Aa Text
Read Next : Polres Garut Tetapkan Ayah dan Paman Sebagai Tersangka Pencabulan Anak Usia 5 Tahun

SD IT Al-Manar Cibatu Garut Buktikan Pendidikan Inklusif Bisa Berprestasi

Selasa, 27 Mei 2025 | 14:40 WIB
header img
Suasana kegiatan belajar mengajar di SDIT Al Manar Mekarsari, Garut, Jawa Barat. Foto iNewsGarut.id/Hendrik Prima.

GARUT, iNewsGarut.id – Di tengah keterbatasan fisik, seorang siswa tunanetra asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, berhasil menorehkan prestasi luar biasa. Fahri Abdi Risad, siswa kelas V SD IT Al-Manar di Kampung Selaawi, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibatu, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk meraih cita-cita.

Fahri mengalami gangguan penglihatan yang memburuk sejak duduk di bangku kelas IV. Sebelumnya, ia masih bisa melihat dengan cukup baik meski sejak kecil telah menunjukkan gejala penurunan penglihatan.

Namun semangat belajar Fahri tak pernah surut. Didukung oleh pihak sekolah dan keluarga, ia terus mengikuti pelajaran seperti siswa lainnya.

Kepala Sekolah SD IT Al-Manar, Gunawan, mengungkapkan bahwa sejak kondisi Fahri memburuk, pihak sekolah langsung mengambil langkah adaptif. “Kami percaya setiap anak adalah amanah dari Allah SWT.

Meskipun kami sekolah swasta dengan keterbatasan, kami ingin tetap memberikan pendidikan terbaik,” ujarnya saat ditemui, Selasa (27/5).

Sebagai bentuk komitmen terhadap pendidikan inklusif, pihak sekolah menghadirkan seorang guru khusus bernama Yusi yang ahli dalam pengajaran huruf Braille. Dalam waktu sekitar tiga bulan, Fahri sudah bisa membaca huruf Braille secara mandiri.

Kini ia mampu membaca Al-Qur’an Braille, buku pelajaran, dan materi keagamaan lainnya.

“Alhamdulillah, sekarang Fahri sudah punya Surat Keterangan untuk membaca secara mandiri. Kami juga telah menyediakan Al-Qur’an Braille dan buku-buku penunjang lainnya,” tambah Gunawan.

Tak hanya dalam bidang keagamaan, Fahri juga menunjukkan keunggulan dalam akademik. Berdasarkan laporan dari guru kelas, Fahri memiliki kemampuan analisis yang kuat terutama dalam pelajaran Matematika, IPA, dan IPS. Ia bahkan kerap masuk lima besar di kelas dan pernah menempati peringkat tiga besar.

Guru-guru di sekolah pun berperan penting dalam mendukung perkembangan Fahri. Mereka memberikan perlakuan setara, namun tetap memperhatikan kebutuhan khusus Fahri. “Yang luar biasa, guru dan siswa saling memahami. Fahri pun merasa nyaman belajar bersama teman-temannya,” kata Gunawan.

Fahri juga sedang menghafal tiga juz Al-Qur’an sekaligus, yaitu juz 30, 29, dan 1. Progres hafalannya berjalan dengan cepat dan stabil. Menurut guru tahfidz, Fahri memiliki daya ingat luar biasa yang membantunya menghafal lebih cepat dibandingkan rata-rata siswa.

Kisah Fahri menjadi bukti nyata bahwa pendidikan inklusif bisa diterapkan meski dengan keterbatasan fasilitas. Kehadirannya mendorong sekolah untuk lebih terbuka menerima siswa berkebutuhan khusus. Gunawan menegaskan, “Kami tidak pernah menyiapkan khusus, tapi Allah hadirkan Fahri untuk memacu kami agar siap. Dan ternyata, ketika kami ikhlas, jalan dimudahkan.”

Kisah inspiratif Fahri Abdi Risad layak menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain agar tidak menutup pintu bagi anak-anak disabilitas. Justru, mereka bisa menjadi sumber semangat dan inspirasi bagi seluruh warga sekolah.

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut