get app
inews
Aa Text
Read Next : Al Mashduqi IIBS Garut Jalin Kerjasama Strategis dengan BRCC Tiongkok dan RSIH

Serap Aspirasi Warga Leuwigoong, Soroti SPMB dan Usulan Pemekaran Desa

Senin, 07 Juli 2025 | 12:59 WIB
header img
Anggota DPRD Garut Putri Tantia saat foto bersama konstituen masa sidang III di Desa Leuwigoong. Foto iNewsGarut.id/Hendrik Prima.

GARUT, iNewsGarut.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut dari Komisi IV Fraksi Demokrat, Putri Tantia, melaksanakan kegiatan reses masa sidang III tahun 2025 di Kecamatan Leuwigoong, Garut, Jawa Barat. Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk menjalin komunikasi langsung dengan masyarakat serta menyerap berbagai persoalan dan harapan warga di daerah pemilihannya.

Dalam pertemuan yang digelar pada Senin, 7 Juli 2025 tersebut, Putri menyampaikan bahwa reses kali ini diagendakan selama tiga hari penuh. Selama masa reses ini, berbagai aspirasi masyarakat berhasil dihimpun, terutama terkait isu-isu krusial di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta tata kelola pemerintahan desa.

"Alhamdulillah hari ini kita bisa bersilaturahmi dan mendengarkan langsung keluhan serta masukan dari masyarakat. Banyak hal yang disampaikan, terutama mengenai kondisi infrastruktur yang memerlukan perbaikan, pelayanan publik, serta persoalan di sektor pendidikan," ungkap Putri Tantia.

Salah satu sorotan utama dalam dialog tersebut adalah keluhan masyarakat terkait pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) atau SPMB (Seleksi Penerimaan Murid Baru) yang saat ini sedang berlangsung. Menurut Putri, banyak warga yang menyampaikan keluhannya karena anak-anak mereka belum berhasil diterima di sekolah tujuan, terutama akibat keterbatasan kuota pada jalur domisili dan afirmasi.

"Keluhan masyarakat cukup banyak terhadap sistem PPDB saat ini. Beberapa orang tua merasa kesulitan karena anaknya tidak lolos melalui jalur domisili. Padahal, mereka berada di zona yang sangat dekat dengan sekolah tujuan. Selain itu, jalur afirmasi seperti penerima KIP atau PIP juga belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan warga miskin secara menyeluruh," jelasnya.

Tak hanya itu, dalam kesempatan tersebut juga dibahas soal kondisi sarana pendidikan, di antaranya SDN 1 Leuwigoong yang dilaporkan mengalami kerusakan fisik cukup berat. Masyarakat meminta agar ada perhatian dari pemerintah daerah untuk segera melakukan perbaikan fasilitas pendidikan demi menunjang proses belajar mengajar yang aman dan nyaman.

"Bangunan sekolah juga menjadi perhatian penting. Kami menerima laporan tentang kondisi SDN 1 Leuwigoong yang mengalami kerusakan. Ini tentu perlu segera ditangani agar tidak mengganggu proses belajar anak-anak kita," ujarnya.

Selain persoalan pendidikan, masyarakat juga mengusulkan rencana pemekaran desa di wilayah Leuwigoong. Menurut mereka, pemekaran dibutuhkan agar pelayanan pemerintahan lebih efektif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

"Usulan pemekaran desa ini cukup masuk akal, mengingat luas wilayah dan jumlah penduduk yang terus bertambah. Dengan pemekaran, pelayanan publik bisa lebih dekat dan cepat," tutur Putri.

Sebagai wakil rakyat, Putri Tantia menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan seluruh aspirasi yang diterima selama masa reses. Ia juga berharap pemerintah daerah dapat segera merespons keluhan dan kebutuhan warga dengan tindakan konkret.

"Kami akan membawa semua aspirasi ini ke rapat dewan dan mendorong dinas terkait untuk segera menindaklanjuti. Kami ingin masyarakat merasakan manfaat dari setiap kebijakan yang dibuat," pungkasnya.

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut