get app
inews
Aa Text
Read Next : Al Mashduqi IIBS Garut Jalin Kerjasama Strategis dengan BRCC Tiongkok dan RSIH

Kasus Keracunan Program MBG di Garut Tembus 282 Orang, Mayoritas Pelajar

Kamis, 02 Oktober 2025 | 15:32 WIB
header img
Sejumlah pelajar saat dilakukan penanganan medis oleh puskemas. Foto iNewsGarut.id/Hendrik Prima.

GARUT, iNewsGarut.id – Kasus dugaan keracunan massal akibat konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Garut terus menyita perhatian publik. Data terbaru yang dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut pada Rabu (1/10/2025) siang mencatat total korban kini mencapai 282 orang. Lonjakan ini terjadi setelah pada Selasa (30/9/2025) jumlah korban tercatat sebanyak 147 orang, kemudian bertambah 135 pasien baru pada Rabu.

Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani, menyampaikan perkembangan terkini kondisi para pasien. Dari total 282 orang yang terdampak, sebanyak 193 pasien sudah membaik dan diperbolehkan pulang, sementara sisanya masih menjalani perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan.

“Rincian pasien saat ini, sebanyak 81 orang dirawat di Puskesmas Leles, 2 pasien masih dirawat di Puskesmas Kadungora, dan 6 pasien menjalani perawatan di RSUD. Total pasien yang sudah pulang ada 193 orang,” ungkap Leli.

Pemerintah Kabupaten Garut sebelumnya telah menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Penetapan tersebut dilakukan setelah jumlah korban terus meningkat dan meluas di Kecamatan Kadungora serta sekitarnya.

Sebagai bentuk tanggung jawab dan langkah cepat, Pemkab Garut bersama tim kesehatan membuka posko penanganan di beberapa titik, terutama di Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Leles. Selain itu, pasien yang membutuhkan penanganan lebih intensif dirujuk ke rumah sakit rujukan, termasuk RSUD Garut.

Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan seluruh korban mendapatkan pelayanan medis optimal. “Kami berkomitmen melakukan penanganan terbaik bagi warga yang terdampak. Saat ini investigasi terkait penyebab keracunan masih terus berjalan,” ucapnya.

Meski jumlah korban terus bertambah, hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai penyebab pasti keracunan. Dugaan sementara mengarah pada salah satu menu makanan atau minuman yang dibagikan dalam program MBG. Untuk itu, sampel makanan sudah dibawa ke laboratorium untuk diteliti lebih lanjut.

Dinkes Garut mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh isu yang beredar di media sosial. Leli menegaskan, penanganan medis sudah dilakukan secara maksimal dan tim kesehatan akan terus melaporkan update terbaru setiap harinya.

Berdasarkan informasi di lapangan, mayoritas korban keracunan merupakan pelajar SMP yang menerima makanan dari program MBG. Gejala umum yang dialami meliputi mual, muntah, pusing, lemas, hingga sebagian mengalami diare.

“Sebagian besar kondisi pasien sudah membaik, meski ada yang sempat membutuhkan perawatan intensif. Namun tim medis bergerak cepat, sehingga banyak pasien yang kini bisa pulang,” tambah Kadinkes Garut.

Kasus ini sekaligus menjadi evaluasi penting terhadap implementasi program MBG di Garut. Pemkab bersama pemerintah provinsi dan pusat akan melakukan kajian mendalam agar program bantuan gizi ini tetap berjalan, namun lebih aman dan higienis.

Dengan jumlah korban yang mencapai ratusan, kasus ini menjadi salah satu kejadian keracunan massal terbesar di Kabupaten Garut dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat pun berharap pemerintah segera menemukan penyebab pasti agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut