Pria Ngaku-ngaku Wartawan Lalu Peras Kepsek, Kadisdik Garut Geram

Fani Ferdiansyah
Ilustrasi sekolah di pelosok.

GARUT, iNews.id Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Ade Manadin geram dengan aksi pemerasan seseorang yang mengaku wartawan terhadap kepala sekolah di pelosok. Ia pun menyesalkan bila praktik oknum yang mengatasnamakan wartawan menjamur. 

"Jika benar terjadi pemaksaan itu, pasti kami sangat menyesalkannya. Cara-cara mengancam memaksa meminta uang oleh oknum yang mengatasnamakan wartawan tidak dibenarkan," kata Kadisdik Kabupaten Garut, kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (26/6/2022). 

Ade Manadin meminta aparat penegak hukum bertindak tegas menyelesaikan persoalan ini, agar aksi serupa tidak terulang di kemudian hari. Diperlukan sebuah tindakan yang dapat memberikan efek jera, sebagai pembelajaran bagi orang-orang yang berniat mengeruk keuntungan dari profesi jurnalis. 

"Sekarang efek teknogi banyak yang tertipu, hati-hati," ujarnya. 

Ia pun mengimbau kepada seluruh kepala sekolah di Kabupaten Garut untuk berani menghadapi orang-orang semacam ini. "Untuk para kepala sekolah, kalau benar jangan kita takut. Kalau perlu, laporkan saja kepada pihak kepolisian agar jelas," ucapnya. 

Sebelumnya, perbuatan orang yang mengaku wartawan tersebut memantik kekesalan mantan Ketua PWI Kabupaten Garut, Aef Hendy, yang merasa aksinya telah mencoreng citra profesi jurnalis. 

"Sudah sepantasnya yang seperti ini ditangkap, karena telah meresahkan pihak sekolah dan mencemari profesi kami sebagai jurnalis," ujar Aef. 

Anggota DPRD Kabupaten Garut dari fraksi PDI P, Yudha Puja Turnawan, pun menyampaikan dukungannya agar korban segera melapor ke pihak berwajib. "Saya kira sebaiknya masalah ini ditangani lebih lanjut. Sudah semestinya kepala sekolah yang menjadi korban melapor ke polisi," kata Yudha. 

Seperti diketahui, seorang kepala sekolah SD di wilayah Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, diperas dan ditipu oleh seorang yang mengaku wartawan, pada Jumat (24/6/2022) lalu. Kepala SD Tegalgede 1 Wawan Saepullah, mengaku terpaksa memenuhi keinginan pelaku dengan menyetor sejumlah uang melalui transfer. 

Wawan yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Kecamatan Pakenjeng ini mengungkapkan telah memberikan uang Rp1 juta kepada pelaku. 

"Saya terpaksa memberikan uang karena dia terus memaksa melalui chat dan panggilan WhatsApp. Karena saya sedang disibukan oleh persiapan perpisahan siswa, dan juga dia terus menghubungi di waktu Magrib, saya pun terpaksa memberikan uang melalui transfer," kata Wawan. 

Usai menerima uang transferan dari korban, pelaku malah mengolok nilai dana yang diberikan. Ia bersikeras untuk meminta nilai yang lebih besar, yakni Rp5 juta. 

Editor : ii Solihin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network