Selanjutnya, ia berharap dialog kebangsaan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki diri dari hal yang terkecil. Selain itu, dialog kebangsaan ini diharapkan dapat lebih mempersatukan bangsa sehingga terhindar dari perilaku diskriminatif dan ketidakadilan yang dapat menjadi penghambat kebangsaan kita.
"Nah mudah-mudahan dengan kita melakukan dialog kebangsaan kita, saya punya rasa optimis, kita ini bangsa ini terus kita bangun, (karena) membangun sumber daya manusia yang berkualitas itu salah satunya adalah bagaimana kita menyatukan kita sebagai suatu bangsa," harapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Garut, Cece Hidayat, mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu peran dari pihaknya untuk masyarakat, yaitu khadimmul ummah yang berarti melayani umat dan khadimmul ulama yaitu melayani tokoh-tokoh ulama.
Pihaknya mengharapkan melalui dialog kebangsaan ini para peserta dapat mendengarkan, menguatkan kembali, serta belajar bagaimana beragama dan bernegara dengan baik.
Dalam dialog kebangsaan ini pihaknya memberikan penghargaan kepada 10 tokoh agama dan tokoh masyarakat yang telah berdedikasi dan berperan aktif mengajak serta merangkul masyarakat yang telah terpapar paham radikalisme untuk kembali ke pangkuan NKRI.
10 orang yang mendapat penghargaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. KH. Hasan Basyari sebagai Ketua MUI Pameungpeuk
2. Nurul Barkah sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Cibalong
3. Abdalloh sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Cibalong
4. Hikmat Hidayat sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Peundeuy
5. Usu Sulaeman sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Cikelet
6. Zaenal Arif sebagai Tokoh Agama / Ketua MWC NU Cikelet
7. Odang Dermawan sebagai Tokoh Agama / Wakil Ketua MWC NU Cisompet
8. Tasrihudin sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Cibalong
9. Haerudin sebagai Tokoh Masyarakat Kampung Cidahu, Desa Karangsari, Kecamatan Cikelet
10. Uban sebagai Tokoh Masyarakat Kampung Datar Petir, Desa Karangsari, Kecamatan Cikelet
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait