Helmi mengatakan, dirinya akan turun langsung ke kecamatan-kecamatan untuk mengecek apakah tim pendamping keluarga di daerah tersebut sudah berjalan dengan baik atau tidak.
Berdasarkan data pengukuran stunting sebelumnya, Helmi menjelaskan bahwa hasil dari pengukuran tersebut lebih akurat karena semua balita stunting di Kabupaten Garut dilakukan pengukuran, pengukurannya menggunakan alat ukur standar internasional, serta pengukuran ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih.
Menurutnya, pemerintah daerah menargetkan pada tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Garut bisa terus menurun hingga angka 14 persen, sesuai dengan target nasional.
"Mudah-mudahan kalau kita serius yang stunting ini bisa turun menjadi 14 persen, saya optimis itu tahun 2023. Enam bulan dari sini angka aman tuh 14 persen maksimal 14 persen,” harapnya.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, dr. Tri Cahyo Nugroho mengatakan, sebelumnya dalam pelaksanaan BPS pihaknya memiliki sasaran pengukuran jumlah balita sebanyak 220.042 balita.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait