"Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide dalam diri Kiai Dahlan," tulis Muhammadiyah dikutip Kamis (18/11/2021).
Kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kiai Dahlan dengan anggota Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama, yakni R Budihardjo dan R Sosrosugondo.
Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswanya di Kweekscholl Jetis, di mana Kiai Ahmad Dahlan mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler.
Siswa tersebut menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kiai Dahlan tidak diurus olehnya sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah dirinya wafat.
Muhammadiyah pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kiai Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta. Pada akhirnya, nama itu diputuskan Kiai Dahlan selepas melakukan salat istikharah.
"Pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi sebagaimana tradisi kiai atau dunia pesantren," ucapnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait