Sebenarnya, Sambung Mahfud, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul tekhnis di lapangan, misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38000 orang.
menurutnya, " tapi usulan itu tidak dilakukan oleh pihak panitia pelaksana yang tampak sangat bersemangat, Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,"jelasnya.
Masih kata Mahfud, perlu ditegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Surabaya dan Arema, sebab pada pertandingan itu supporter Surabaya tidak boleh menonton, " supporter di lapangan hanya dari pihak Arema, oleh sebab itu, para korban umumnya meninggal karena berdesak-desakan, saling himpit, terinjak-injak, serta sesak napas, tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter,"tegasnya.
Terakhir dituliskan Mahfud MD di akun Instagram nya, Pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari waktu ke waktu, dan akan terus diperbaiki. "Tetapi olah raga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap memancing para supporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba,"tutup Mahfud MD di laman akun instagramnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait