"Kemudian dari revisi tersebut kita sahkan dan didiseminasikan kepada tingkat kabupaten mungkin ke tingkat provinsi juga, supaya nanti bisa diimplementasikan, nah tahun sekarang ini nih kami ingin sekali untuk memilih tokoh kunci nantinya, siapa yang bisa mengimplementasikan strategi komunikasi tersebut," tutur Melinda.
Sementara untuk pendampingan tahun ini, imbuh Melinda, pihaknya akan menjalankan dua kegiatan, yaitu penguatan delapan aksi konvergensi stunting dan penguatan implementasi strategi komunikasi perubahan perilaku yang telah dibuat tahun 2021 lalu.
Ia berharap, dengan adanya pendampingan dari Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta ini angka stunting di Kabupaten Garut bisa memenuhi target di angka 14 persen.
Di tempat yang sama, Program Manager Yayasan Cipta, Sacha A, mengatakan jika dalam pendampingan tahap dua ini pihaknya bersama Tanoto Foundation akan melakukan penguatan dan pendampingan kepada tokoh kunci yang nanti akan dipilih ketika lokakarya.
"(Adapun) hasil dari pendampingan yang pertama adalah dokumen strategi komunikasi, jadi dokumen strategi komunikasi tersebut disusun dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan stunting yang ada di Kabupaten Garut, apa saja penyebabnya, dan kemudian pihak-pihak mana saja yang perlu ditingkatkan kesadarannya, kepeduliannya, dan pengetahuannya lewat berbagai metode komunikasi, supaya penyebab-penyebab stunting tadi bisa teratasi, atau paling tidak bisa dikurangi seperti itu," paparnya.
Adapun tindaklanjut dari audiensi kali ini yaitu akan dilakukan lokakarya selama 2 hari ke depan, untuk menganalisa kembali situasi kegiatan-kegiatan penurunan stunting di Kabupaten Garut, khususnya terkait dengan strategi komunikasi perubahan perilaku dan 8 aksi konvergensi stunting. Hal tersebut diharapkan khususnya untuk Kabupaten Garut bisa mencapai level stunting di angka 14 persen bahkan kurang.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait