Kemudian di bulan November 2022, Baznas Garut merealisasikan bantuannya. Waktu itu Hanipah langsung yang mengambil uang bantuan ke kantor Baznas Garut. Nilainya Rp5 juta rupiah. Namun kabarnya Baznas akan kembali memberikan bantuan sebesar 5 juta ketika pembangunan rumah sudah dilaksanakan.
Namun, uang sebesar Rp5 juta rupiah bantuan Baznas itu pun kembali diambil oleh Kepala Desa Sukasenang. Dengan alasan, bahwa uang itu sementara diamankan dulu oleh Kades sambil menunggu uang tambahan lain.
Uang itu diambil oleh Kades Sukasenang ketika mengantar Hanipah pulang ke rumahnya. Ketika Hanipah mau turun dari mobil, waktu itu Kades meminta uang tersebut.
"Uangnya sudah saya pegang sampai ke kantor kecamatan. Ketika di kecamatan Saya waktu itu mau pulang dulu karena mau rapat. Nah waktu pulang itu saya diantar oleh pak Lurah (Kades Sukasenang/ Red)," ujar Hanipah.
Sampai sekarang, bantuan Baznas Garut itu keberadaannya tak jelas. Beberapa kali Enung dan Hanipah menanyakan kepada kepala Desa Sukasenang, namun kades selalu menghindar. Bahkan keluarga kades juga terkesan sinis dengan Hanipah.
"Beberapa kali saya tanyakan ke pak Lurah tapi tidak ada jawaban yang pasti. Bahkan saya pernah dijanjikan waktu itu uangnya mau diserahkan pak Lurah di kantor desa. Tapi ketika ditemui di kantor desa, pak Lurah tidak ada di tempat," ujarnya.
Bahkan sekarang itu keluarga pak Lurah seperti sinis ke kami, kata Hanipah. Seolah kami ini yang punya utang ke beliau. Padahal kami kan hanya ingin mengambil hak kami. Barusan juga saya telpon tidak diangkat, saya wa tidak dibaca.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait