Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini secara umum mendapat sambutan serta antusias yang baik dari beberapa lapisan masyarakat, termasuk praktisi pendidikan. Dimana dengan adanya budidaya lobster justru menambah pengetahuan serta mempermudah proses perkembangan pembelajaran.
Sementara untuk jumlah budidaya lobster yang dilaksanakan sebanyak 19 keramba, yang berisi masing-masing 150 ekor dengan ukuran 50 gram.
Lanjut dikatakan Dandim 0611/Garut, jika dikaitkan dengan kondisi geografis, wilayah Kecamatan Cikelet merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan luar negeri (Australia), maka penting sekali adanya upaya untuk memperkuat keamanan serta ketahanan wilayah pesisir.
Menurutnya, aktivitas kelautan khususnya para nelayan yang biasanya menangkap ikan sebagai komoditi utama, saat ini sudah mulai berubah dan ketergantungan dengan kegiatan penangkapan baby lobster.
Dalam pelaksanaan budidaya lobster, kata Dhanisworo, terdapat beberapa faktor yang sangat berpengaruh, salah satunya faktor alam. Dimana pada bulan Oktober 2022 sampai bulan Maret 2023 merupakan musim angin barat, sehingga adanya gelombang tinggi serta arus deras yang mengakibatkan lobster stres dan terbawa arus laut. Hal tersebut sekaligus mengakibatkan keramba rusak dan kematian lobster.
"Selain itu, faktor karakter kanibal pada lobster yang akan menyerang lobster lain juga akan menimbulkan lobster sakit dan mati. Cuaca yang ektrim pun menyulitkan petugas dalam melaksanakan pengawasan dan perawatan," pungkasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait