"Harapan saya semoga jembatan ini bisa diperbaiki lebih layak. Terutama nantinya dapat dilewati motor agar kegiatan masyarakat dilalui dengan mudah tanpa resiko. Khususnya juga bagi warga yang berjualan hasil bumi, warga yang sakit tidak harus ditandu maupun anak-anak sekolah bisa pulang pergi dengan aman. Jika jembatannya bagus tentunya meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan," tuturnya.
Sementara itu, Dasep, Ketua RT Kampung Kampung Cidarengdeng, Desa Cidaun, Kecamatan Cibuluh, Kabupaten Cianjur, mengungkapkan, dahulu jembatan yang membentang di Sungai Cilaki itu hanya satu.
Namun seiring derasnya arus air sungai, batu yang tadinya terletak di pinggir menjadi tergeser ke tengah sungai.
"Jembatan besi adalah jembatan yang pertama dibuat dari hasil patungan warga. Saking derasnya arus membuat batu yang mulanya di pinggir sungai bergeser ke tengah sehingga kami menambah jembatan bambu untuk menghubungkan jalan ke jembatan pertama," ucap Dasep.
Dia mengatakan, masyarakat rutin mengganti bambu tiga bulan sekali untuk merawat jembatan bambu agar tetap kokoh
"Akses jalan lewat jembatan ini memang yang paling dekat digunakan warga kami dari Cianjur untuk beraktivitas ke Garut. Baik menjual hasil panen, memeriksa kesehatan atau bersekolah. Kami memilih ke Garut karena jalannya lebih dekat dari pada harus ke Cianjur," katanya.
Menurut Dasep, pemerintah pernah memberikan sumbangan untuk perawatan jembatan seperti menyumbang bambu dan paku. "Begitu pula dengan pembangunan jembatan, sebenarnya sudah ada rencana dari pemerintah sejak dua tahun lalu namun hingga saat ini belum terealisasi," pungkasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait