3. Meneladani Nabi Ibrahim
Hikmah dan keutamaan kurban berikutnya yaitu sebagai sarana meneladani kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Nabi Ibrahim pernah mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan anak laki-laki yang sangat dicintainya bernama Ismail.
Sebagai hamba yang patuh kepada Tuhannya, dengan ikhlas Nabi Ibrahim mengorbankan anaknya. Allah yang melihat keikhlasan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintahnya lantas mengganti Ismail dengan seekor domba.
4. Berkurban Meningkatkan Empati dan Solidaritas
Merayakan Idul Adha dengan berkurban juga merupakan sarana meningkatkan empati dan solidaritas sesama umat Islam. Hal itu diwujudkan dengan aksi dibagikannya daging kurban secara merata kepada kaum muslim yang ada di wilayah setempat.
Hadits dari Ali bin Abi Thalib,
وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: { أَمَرَنِي النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنَّ أَقْوَمَ عَلَى بُدْنِهِ, وَأَنْ أُقَسِّمَ لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلالَهَا عَلَى الْمَسَاكِينِ, وَلا أُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنْهَا شَيْئاً } مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
”Rasulullah memerintahkan kepadaku untuk mengurusi hewan kurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit dan pakaiannya kepada orang-orang miskin, dan aku tidak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dari hewan kurban (sebagai upah) kepada penyembelihnya.”
5. Menjadi Pembeda Orang Mukmin dan Kafir
Kurban adalah syariat yang membedakan orang mukmin dan kafir. Hal itu seperti firman Allah SWT dalam Surah Al-An'am ayat 162-163.
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ (162) لَا شَرِيۡكَ لَهٗۚ وَبِذٰلِكَ اُمِرۡتُ وَاَنَا اَوَّلُ الۡمُسۡلِمِيۡنَ (163)
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya sholatku, sembelihanku (kurbanku), hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. (162) Tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (163)” (QS: al-An’am : 162-163)
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait