Dikatakan Ridwan, terkadang tahun politik sering memperkuat polarisasi di masyarakat. Media harus mencari cara untuk tetap menjadi sumber informasi yang dapat meredakan ketegangan dan mempromosikan dialog yang sehat.
“Jangan sampai media kehilangan kepercayaan masyarakat karena dugaan bias atau agenda tertentu,” ucapnya.
Dalam suasana politik yang sibuk, sambung Ridwan, masyarakat dapat dibanjiri oleh berbagai informasi dari berbagai sumber. Media perlu berkompetisi agar suaranya tetap didengar di tengah kebisingan informasi ini, karena perubahan teknologi juga memengaruhi cara media menyampaikan berita dan informasi.
Menurut dia, media harus beradaptasi dengan tren baru seperti platform digital, sosial media, dan video langsung.
“Media dapat berperan dalam mendidik masyarakat tentang bagaimana mengenali berita palsu, memahami sumber informasi yang dapat diandalkan, dan kritis dalam menilai informasi,” kata dia.
Lanjut Ridwan mengatakan, meskipun lingkungan politik mungkin mendominasi berita, media juga harus tetap memberikan ruang bagi isu-isu penting seperti lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan sosial.
Bahkan, kata dia, suguhan hiburan juga bisa menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan positif dan nilai-nilai yang dapat membangun karakter masyarakat.
“Perlu dipahami bahwa konteks budaya dan sosial berperan dalam bagaimana media dipahami dan diterima oleh masyarakat,” tuturnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait