"Ya kami mencoba mengatasinya dengan membuat sumber mata air seperti sumur dangkal atau dalam, dan juga embung (penampungan air), mungkin saat ini sedang dilakukan pembangunan di wilayah Cikajang,"kata Haeruman.
Bagi yang memang terkena dampak tersebut, jelas Haeruman, ada Asuransi Usaha Tani Pertanian atau disingkat AUTP, "Nah AUTP ini salah satu upaya untuk petani yang terdampak kekeringan,"ujarnya.
Data sementara per 31 Oktober 2023 lahan pertanian yang terdampak kekeringan , Haeruman menyebut untuk kategori sawah kekeringan ringan itu ada 80 hektar, sedang ada 106 hektar, berat ada 148 hektar, dan fuso ada 144 hektar.
"Itu masih data sementara karena belum keseluruhan terverifikasi, kemungkinan akan bertambah, ini yang baru masuk dari 33 kecamatan,"sebutnya.
Diketahui musim El Nino ini diprediksi akan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024. Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September. Level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait