GARUT, iNewsGarut.id – Pada tahun 932 hingga 1759 Masehi terdapat sebuah kerajaan yang terletak di Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, yang disebut dengan kerajaan Batuwangi.
Kerajaan Batuwangi ini di pimpin oleh seorang raja yang bernama Marjyahiang Bayu Prabu Pahayu Kinasihan yang merupakan putra dari Sunan Batuwangi.
Salah seorang sesepuh warga Ciudian, Abah Oleh (60), ia menyebut Kerjaan Batuwangi ini membentang dari pamegatan Pacing Pendeuy hingga pamegatan Cikajang. Eyang (Embah) Batuwangi datang ke Ciudian bermaksud menyebarkan ajaran agama Islam.
"Eyang Dalem Batuwangi punya dua orang anak, perempuan dan laki-laki. Anak yang paling besar adalah laki-laki, dan yang kedua adalah perempuan yang berparas cantik," katanya.
Pada suatu waktu ada seorang pria dari daerah Sukapura Tasikmalaya, yang datang menemui Eyang Dalem Batuwangi untuk melamar dan mempersunting anak gadisnya.
"Sewaktu acara pernikahan, setelah akad nikah selesai dilanjutkan dengan acara adat Sunda yaitu Huap Lingkung (saling menyuapi antar kedua pengantin) dilanjutkan dengan pabetot-betot bakakak hayam (kedua pengantin saling tarik menarik ayam bakar)," katanya.
Tidak diduga pada saat sedang tarik-menarik ayam bakar tersebut tiba-tiba kepala ayam pecah dan nodanya kena pada baju bagian payudara pengantin perempuan.
"Kakak laki-laki tersebut tidak tinggal diam, karena merasa sayang pada adiknya itu dan tidak ada maksud lain, Dia melap noda dari kepala ayam tersebut yang menempel pada baju bagian payudara sang adik, yang sedang menjadi pengantin pada saat itu," imbuhnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait