Ahmad Nasir Inovator Mesin Huller Dari Garut Berhasil Masuk Final Ajang ASN Berprestasi Jabar

Hendrik Prima
Ahmad Nasir Ginanjar dengan mesin mini hulller-nya membawanya tembus ke enam besar ASN Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat. Foto istimewa

Perjalanan Ahmad Nasir Ginanjar dalam kompetisi ini tidaklah mudah. Dari 300 lebih peserta dari berbagai Kabupaten/Kota dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Jawa Barat, ia berhasil lolos hingga tahap kedua yang diikuti oleh 100 kontestan. 

Pada tahap presentasi di hadapan juri dari berbagai universitas terkemuka, Ahmad berhasil meyakinkan dewan juri tentang dampak besar dari inovasinya bagi kesejahteraan petani, yang kemudian membawanya ke enam besar, meski dengan inovasinya ini ia harus merogoh sakunya untuk membiayai mesin mini huller ini hampir 10 juta rupiah.

Mesin Mini Huller Padi Portable Berbahan Gas ciptaan pria berkacamata minus ini ini menunjukkan beberapa keunggulan signifikan dibandingkan mesin penggilingan padi eksisting berbahan bakar solar. Mesin ini menggunakan gas sebagai bahan bakar utama, yang jauh lebih murah dan ramah lingkungan. Penggunaan gas mengurangi biaya operasional hingga sekitar 50%, sehingga lebih ekonomis bagi petani.

Ahmad secara terperinci menggambarkan bagaimana efisiennya mesin ini. Biaya operasional bahan bakar dikalkulasi sangat murah, di mana hasil uji menunjukkan, dalam waktu satu jam menggiling, musin ini hanya menghabiskan 0,84 Kg gas, dan mampu menggiling 118 Kg beras, sehingga untuk satu tabung gas 3 Kg mampu menggiling 4 kuintal beras.

"Jika di asumsikan satu tabung gas 22 ribu rupiah per tabung, maka biaya penggilingan hanya Rp. 55 per kilogram,"jelasnya.

Sedangkan rendemen padi, dibanding mesin eksisting menggunakan bahan bakar solar, menghasilkan berkisar antara 60-62%. Ini berarti dari setiap 100 kilogram gabah, hanya sekitar 60-62 kilogram beras yang diperoleh. 

Sementara mesin mini hulller portable berbahan gas, dari  hasil uji laboratorium menghasilkan 68% lebih besar 6% dari eksisting karena proses penggilingannya hanya memerlukan sekali pengilingan, sehingga beras tidak sering tersosoh. Artinya, dari 100 kilogram gabah, petani bisa mendapatkan 65-68 kilogram beras. Peningkatan ini memberikan keuntungan lebih bagi petani, terutama dalam meningkatkan hasil produksi mereka.

Editor : ii Solihin

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network