3. Trobriander, Papua Nugini
Suku yang bermukim di Papua Nugini dan merupakan penduduk asli wilayah tersebut, yakni Suku Trobriander, juga memiliki tradisi seks yang tergolong nyeleneh. Suku tersebut mengizinkan anak di bawah umur untuk berhubungan seksual.
Menurut kepercayaan masyarakat Suku Trobriander, seks anak adalah sebuah hal yang tidak dapat dipisahkan dari budaya dan senantiasa melekat.
Bagi anak laki-laki, sudah diperbolehkan untuk melakukan hubungan seksual saat usianya menginjak 10 tahun. Sementara itu, anak perempuan bisa melakukan hubungan badan di usia 8 tahun.
4. Kreung, Kamboja
Para orangtua Suku Kreung di Kamboja sengaja membuatkan gubuk bambu yang berlokasi jauh dari kediamannya.
Gubuk tersebut dinamai gubuk cinta dan digunakan oleh anak perempuan untuk bersosialisasi dan bereksperimen, termasuk dalam berhubungan seksual. Biasanya, gubuk cinta dibuat saat si anak berusia remaja, tepatnya sekitar 15 tahun.
Bagi Suku Kreung, seks bebas sebelum menikah adalah hal biasa dan dapat diterima. Hal tersebut dianggap sebagai sebuah usaha untuk mencari calon suami bagi remaja perempuan.
Sementara itu, anak laki-laki Suku Kreung juga ditanamkan sifat tidak agresif ketika menerima undangan dari pihak perempuan. Sebab, perilaku hormat dan menghargai perempuan tersebut akan mempengaruhi keturunan keluarga dan citra keluarga mereka.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait