Perkembangan kecerdasan buatan (AI) juga menjadi sorotan. Herik menegaskan bahwa AI tidak dapat menggantikan peran jurnalis dalam memverifikasi fakta, menjaga kode etik, dan memberikan sentuhan humanis dalam pemberitaan.
“AI tidak punya nurani. Hanya jurnalis yang bisa menggabungkan data dengan empati, logika dengan moralitas,” katanya.
Mengajak menegakkan jurnalisme positif menutup pidatonya, Herik mengajak seluruh anggota IJTI untuk terus menjaga jurnalisme positif jurnalisme yang membangun, mencerahkan, dan berpihak pada kebenaran. Ia menegaskan bahwa keberadaan jurnalis bukan sekadar menyampaikan berita, tetapi juga menjadi penjaga nurani publik.
“Di ulang tahun ke-27 ini, mari kita tegakkan kode etik dan tetap bekerja untuk rakyat,” pungkasnya.
Perayaan HUT IJTI 2025 ini juga menjadi ajang silaturahmi antarjurnalis dari berbagai provinsi. Acara dimeriahkan dengan diskusi publik, pelatihan jurnalistik digital, dan penghargaan bagi jurnalis berprestasi yang dianggap mampu membawa semangat perubahan di tengah tantangan industri media.
Dengan semangat yang dibawa Herik Kurniawan, HUT IJTI ke-27 menjadi pengingat bahwa meskipun badai disrupsi mengguncang, jurnalis sejati akan selalu menemukan cara untuk tetap tegak, berpegang pada kebenaran, dan mengabdi untuk kepentingan publik.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait