Sementara itu, Ketua Pelaksana Yulis Nurfarida menuturkan bahwa Pasanggiri Jaipong Kreasi Warak Satya II bukan sekadar perlombaan, melainkan bentuk nyata kepedulian terhadap pelestarian budaya Sunda.
“Ini bukan hanya sekadar pasanggiri, tapi wujud nyata kita bersama-sama menjaga warisan budaya Sunda,” ucap Yulis.
Ia menambahkan, seni Jaipong bukan sekadar gerakan tari, tetapi juga sarana pendidikan karakter.
“Jaipong memiliki nilai pembelajaran yang tinggi. Ada kolaborasi, estetika, sikap, kreativitas, dan terutama pembentukan karakter anak,” tambahnya.
Yulis berharap, melalui seni tari, anak-anak dapat belajar etika, sopan santun, dan nilai budaya sejak dini.
Dengan semangat tersebut, Pasanggiri Jaipong Kreasi Warak Satya II diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya lokal.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait