"Khusus yang ke-151 ini berada di Desa Cipaganti dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Niat kita adalah mendedikasikan 35 tahun pengabdian Almamater Alumni Akademi Militer 1987. Sekali lagi saya terima kasih kepada tim Vertikal Rescue Indonesia yang sudah mendukung sepenuh hati, tentunya masyarakat semuanya yang ada disini mudah-mudahan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya," tuturnya.
Di tempat yang sama, Komandan Vertikal Rescue Indonesia, Tedi Ixdiana menjelaskan pada ekspedisi 1000 jembatan gantung yang dilakukan oleh teman-teman Relawan Vertikal Rescue Indonesia ada sedikit yang berbeda, yang siginifikan adalah pancangnya, patok-patoknya itu tidak menggunakan beton, tapi menggunakan batu atau media keras yang dibenamkan ke dalam tanah, ke dalam lumpur atau gundukan-gundukan pasir.
"Ini adalah teknologi terapan, teknologi sederhana, temuan dari Vertikal Rescue Indonesia yang sebelumnya teknik ini digunakan untuk pancang saat evakuasi di medan yang gembur, seperti pasir, tanah atau medan bersalju," terang Tedi.
Menurutnya, jembatan ini sudah diuji teknologi terapan tadi, beberapa teman-teman praktisi menguji dengan uji tarik dan beberapa uji lainnya, karena satu pancang diperkirakan bisa menarik sekitar 5 ton dan di masing-masing titik jembatan ada 8 pancang.
"Kalau material jembatan bisa bertahan sampai 10 tahun, tapi pijakan yang dari papan ataupun dari media bambu itu biasanya pertiga tahun diganti secara berkala oleh masyarakat," katanya.
Editor : ii Solihin