get app
inews
Aa Read Next : Hamil Diluar Nikah Mahasiswi di Garut Nekad Aborsi

Cuan Lebih Banyak Alasan Lina Mahasiswi Cantik Jadi Simpanan Pengusaha dan Pejabat daripada PSK

Senin, 15 November 2021 | 16:37 WIB
header img
Lina (21), mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan pernah bekerja sebagai LC karaoke hingga simpanan pejabat negara dan pengusaha. (Foto: Ist)

JAKARTA, iNews.id - Menjadi pekerja seks komersial (PSK) bagi sebagian wanita mudah dan cepat mendapatkan cuan alias uang. Namun, tidak bagi Lina (21) mahasiswi cantik asal Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

Mahasiswi perguruan tinggi swasta di  Jakarta Selatan yang pernah jadi simpanan pengusaha batubara dab pejabat negara ini, mengaku lebih memilih wanita simpanan daripada PSK online.

“PSK cuma cinta satu malam dan dapatnya sedikit. Berbeda dengan simpanan pengusaha atau pejabat yang hasilnya kelas kakap dan hubungannya berkelanjutan,” ujar Lina di Jakarta Selatan, belum lama ini.

Dia juga enggan menjajakan diri dengan berdiri di pinggir jalan atau lokalisasi yang menjual pelayanan seks dengan memajang wanita dalam akuarium kaca.

 “Kurang tertarik tuh jualan melalui aplikasi chatting maupun media sosial,” ucap Lina.

Berbekal parasnya yang cantik dan kemolekan tubuhnya, Lina berhasil menggaet pejabat dan pengusaha di tempatnya bekerja sebagai lady companion (LC) atau pemandu lagu karaoke.

Dari simpanan pejabat, dia memperoleh Honda HR-V dan dibekali uang Rp15 juta per bulan untuk kebutuhan sehari-hari. Lina juga disewakan apartemen di Jakarta Pusat dengan biaya sewa Rp5 juta per bulan. 

Karena secara materil terpenuhi, otomatis dia juga harus siap melayani syahwat sang pejabat, kapan pun dan di mana pun.

Pisah dari pejabat, Lina jatuh ke pelukan pengusaha batu bara asal Kalimantan. Selama 2 tahun menjalin hubungan terlarang dengan sang pengusaha, dia mendapat berbagai kemewahan. 

Apartemen di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat senilai Rp50 juta langsung disewa selama setahun. Kemudian, Lina dibelikan mobil Honda Civic dan biaya kebutuhan operasional sehari-hari Rp25 juta-Rp30 juta per bulan. 

“Saya juga bisa membantu perekonomian keluarga hingga merenovasi rumah orang tua,” tuturnya.

Tak hanya itu, dia disuruh kuliah. “Biayanya ditanggung semua,” ucapnya.

Tak seperti hubungannya dengan pejabat negara, kini Lina bukan lagi di sangkar emas. Dia dibebaskan untuk berteman dengan siapa pun asalkan tidak berbuat macam-macam. 

Lina sempat berpikir jatuh hati dengan pengusaha itu, namun langsung dibuang jauh-jauh lantaran suami gelapnya memiliki istri dan anak di Kalimantan.

Editor : Sazili Mustofa

Follow Berita iNews Garut di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut