PONTIANAK, iNewsGarut.id - Kisah mualaf mantan preman paling ditakuti di Pontianak bernama Pak Ateng menjadi sorotan. Diakui Pak Ateng, hidayah untuk masuk Islam ini muncul ketika ia masuk ke dalam masjid.
Pak Ateng ini merupakan preman yang paling ditakuti di daerahnya. Hampir semua kejahatan sudah pernah dia lakukan, kecuali membunuh.
Bahkan Pak Ateng dulu sering mabuk-mabukan dan menjadi pecandu narkoba. Berbagai kejahatan dilakukannya, meskipun selalu lolos dari penjara.
Sampai suatu saat Pak Ateng bertemu dengan Ustaz Mukhsin. Oleh sang ustaz, mantan preman itu diajak masuk ke dalam masjid untuk pertama kalinya.
Saat diajak masuk ke dalam masjid, Pak Ateng yang dikenal tak pernah takut pada orang lain mendadak kakinya bergetar.
"Takut masuk masjid, perasaan itu takut,rasanya seperti dimarahi orang atau apa. Padahal saya kan orangnya gak penakut," ungkap Pak Ateng, dikutip iNewsGarut.id dari Youtube Laskar Tujuh Langit, Selasa (20/9/2022).
Mantan Preman jadi mualaf, nangis saat pertama kali masuk masjid
Setelah itu, Pak Ateng hanya duduk bersandar di tiang masjid sambil menunggu Ustaz Mukhsin sholat. Entah kenapa, dia merasakan adanya kenyamanan yang tak pernah dirasakannya selama ini.
Tak hanya itu, Pak Ateng juga menangis teringat semua dosa-dosa yang pernah dilakukan hingga teringat sosok mendiang orangtua.
"Dia sholat, saya nyandar. Waduh, rasanya nyaman perasaan ini, Mungkin disini surga saya. Saya menangis. Bayangan orangtua yang sudah meninggal itu kelihatan dalam pikiran saya," papar Pak Ateng.
Setelah itu, Pak Ateng ditugaskan Ustaz Mukhsin membawa tiang-tiang tebal yang disumbangkan untuk pembangunan masjid.
Ketika memasuki masjid, langkahnya terasa berat dan wajahnya pucat melihat beberapa tulisan kaligrafi di tiap sudut masjid.
Pak Ateng sering dibilang keras hati dan sangat anti-Islam. Namun tidak disangka ia menangis ketika memeluk tiang masjid.
"Ya Allah, kenapa aku ada di sini? Ya Allah, seumur-umur, saya sudah 60 tahun, enggak pernah menginjak kaki ke sini," ucap Pak Ateng.
Setelah itu, Pak Ateng masih menangis sambil memegang tiang masjid dan dicium tiang tersebut sambil berkata," Ya Allah, kalau memang saya ingin mengubah hidup, saya ikhlas."
Saat Pak Ateng mendapat hidayah dari Allah SWT. Pak Ateng sering berbincang dengan Ustaz Mukhsin untuk membahas soal agama Islam.
Setelah itu, Pak Ateng pun mantap mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi jadi mualaf.
Usai menjadi mualaf, Pak Ateng rajin dakwah untuk keluarganya sendiri. Sang istri masih dalam proses masuk Islam, sementara anak dan cucunya sudah jadi mualaf.
Editor : Hikmatul Uyun