Shirley mengatakan payudaranya alami, dan dia harus memakai dua bra untuk mendapatkan dukungan yang memadai.
Dia mulai mem-posting secara online pada Juli 2020 dan mengatakan dia ingin membuat dirinya dan wanita "berlekuk" lainnya lebih percaya diri.
Tapi video pertamanya memicu pesan dari admin platform TikTok yang mengeklaim itu menunjukkan ketelanjangan dan terlalu seksual.
Dalam waktu enam minggu, akunnya dinonaktifkan dan hal yang sama terjadi lima kali, paling baru awal bulan ini.
Dia mengatakan setiap kali dia mendapat 24, kemudian larangan 48 jam, yang dibatalkan dalam banding, sebelum dia dilarang secara permanen.
Dia mengatakan ini terjadi setelah sekitar tiga bulan, atau ketika dia mendapatkan 8.000 pengikut.
Shirley mengatakan dia telah mengirim lebih dari 50 pesan ke platform yang meminta mereka untuk memberikan alasan sosal pembenaran penonaktifan akunnya, tetapi mengeklaim bahwa mereka tidak pernah merespons.
"Pada dasarnya ini adalah payudara," katanya.
“Saya merasa diintimidasi dan dilecehkan. Saya dilahirkan dengan cara ini dan ini wajar. Semua ini memengaruhi rasa harga diri saya," katanya.
“Jika saya masih remaja, ini akan membuat saya sangat sedih sehingga saya merasa harus mengubah tubuh saya atau menjalani operasi," ujarnya.
“Saya hanya ingin diperlakukan dengan adil.”
Pihak TikTok belum menanggapi permintaan komentar.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta